Kamis, 25 Maret 2010

Praline Almond Kismis

Campuran almond panggang dan kismis menghasilkan kenikmatan yang tiada tara ternyata. Ada kriuk renyah almond ditambah nyes-nya kismis yang sudah direndam rhum. Hmm...chocolate is a link to happiness, indeed... :D

Selasa, 23 Maret 2010

Praline Kerang Kismis

Ini hasil uji coba setelah aku paham cara melelehkan coklat dengan benar. Hasilnya? Coklatku mengkilap sempurna. Kali ini aku pakai Dark Cooking Chocolate dari Tulip. Isinya kismis yang direndam rhum semalaman. Hasilnya? Uenak banget. Aku bawa buat acara reunian teman-teman lama kemarin. Respon mereka bagus. Ayo, siapa mau coba?

Petis Udang

Ini posting pamer. Suami barusan pulang kampung, Malang. Oleh-olehnya petis udang. Rupanya dia tahu aku tak suka asin, jadi dipilih petis yang rasa manis. Cara pemakaian si petis itu ternyata gak langsung tapi dicairin dulu pake air panas. Soal kekentalan ya tergantung selera. Aku sendiri gak gitu paham, suami yang atur-atur seberapa banyak air panasnya. Teman petis yang paling cocok ya tahu putih asin (bukan yang tawar) yang digoreng gitu aja. Mantap!

Bening Labu Air

Ini sayur kesukaan anak-anak. Rasanya manis dan segar. Tampilannya memang sederhana ya, wong cuma dimasak bening. Kalau istilah ibuku dulu "dibrambang-salam" - artinya bumbu utamanya ya cuma brambang (bawang merah) dan salam. Gampang banget dan praktis buatnya. Ini sayur biasanya aku buat kalau anak-anak dah kebanyakan makan gorengan kayak krupuk-krupukan atau ada yang lagi sariawan. Buat penyeimbang lah kalau menurutku.

Bintang, anakku yang paling besar, suka sekali, ia sering pesan kalau emang pas lagi pengen, "Bu, bikinin sayur labu ya." Nah, kalau si dede suka sekali ngambilin labu-nya terus digadoin gitu aja. Diambilnya pake tangan, terus langsung masuk mulut he..he..namanya juga masih dede, gak paham table-manner ya dek? 

Labu air atau yang dalam istilah ilmiahnya disebut lagenaria siceraria, banyak mengandung serat. Bahkan menurut blognya Budi Sutomo yang ahli gizi dan kuliner itu, labu air juga mengandung mineral. Budi juga mengutip Hembing yang mengatakan bahwa labu air itu untuk mengobati tekanan darah tinggi, menurunkan panas, diabetes, dan memperlancar proses pencernaan. Tapi ya, aku kenal dan paham soal sayur labu air ini awalnya bukan dari para pakar gizi itu melainkan dari Mister Kasno, si tukang sayur.

Awalnya aku heran ini labu dimasak apa? Kok Mister Kasno sering banget bawa. Ternyata katanya, buat ngademin, buat panas dalam, katanya. Terus dia sarankan dipotong-potong, dikukus sampai keluar airnya, terus disaring, diminum. Kalau mau tambah madu boleh. Nah, dulu aku beli labu air ya cuma buat obat sariawan itu. Karena aku sering banget sariawan. Rasanya? Segar kok.

Pikir-pikir, bisa dimasak apa lagi ya? Terus tanya-tanya ke ibu-ibu teman belanja lainnya, mereka bilang bisa dibikin bening. Wah, iya ya, aku coba dan ternyata anak-anak pada suka. Ya akhirnya jadilah sayur ini masuk daftar masakan favorit. Harganya juga gak mahal. Biasanya satu buah yang panjang itu sekitar 6000 sampai 7000 rupiah, tergantung besarnya. Kalau aku suka beli separuh aja, itu juga bisa buat dua kali masak. Atau satu bagian buat sayur, satu bagian aku kukus ambil airnya aja.

Mau coba? Ini resepnya:
Bahan:
1. Labu air satu bagian (sekitar 10 cm tebalnya) potong-potong kotak
2. Kalau mau bisa ditambah sayur lainnya biar gak pucat. Biasanya aku pakai wortel atau jagung. Yang di foto itu aku tambah jagung.

Bumbu:
1. Bawang merah 2 siung, rajang halus
2. Daun salam 1 lembar
3. Temu kunyi satu atau dua buah  - tergantung selera (biasanya temu kunci bentuknya panjang dan kurus)
4. Garam sepertiga sendok teh
5. Gula pasir satu atau dua sendok makan - tergantung selera

Cara memasak:
1. Rebus semua bahan dan bumbu, kecuali gula pasir hingga mendidih
2. Masukkan gula pasir, cicip, jika sudah terasa enak, matikan api.

Catatan: Jangan terlalu lama memasak karena labu air cepat empuk. Jika menggunakan wortel, rebus wortel terlebih dahulu. 











Minggu, 14 Maret 2010

Belajar Bikin Coklat Praline & Lolipop


Hari ini, Minggu 14 Maret 2010, aku ikutan kursus coklat untuk pemula. Sepertinya aku gak ada bakat untuk belajar secara otodidak, jadi harus belajar pada yang ahli. Kali ini beliau-yang-ahli itu adalah ibu Nina Yusab. Beliau mantan pengelola Detik Food, sekarang mengelola dua situs kuliner yaitu Dapur Mlandhing dan Langsung Enak.

Kursus diikuti tiga orang. Aku - ibu RT biasa, pak Welly - instruktur senam pilates sekaligus penggemar coklat, kemudian Diyan - yang ternyata sudah berhasil menjual 5 stoples coklat praline isi selai. Wuah..hebat ya dia. Eh, pesertanya ada satu lagi ding - si Bintang anakku yang ikutan ngerecokin terus selama kursus. Kayaknya banyakan dia praktiknya daripada aku sampai si ibu Nina ketawa-ketawa lihat tingkahnya. Lihat aja di foto yang aku pasang itu :P

Karena peserta sedikit jadinya seperti semi privat. Menyenangkan, karena dibuat tidak terlalu serius. Sambil praktik, ibu Nina Yusab bicara panjang lebar tentang coklat, cara melelehkan coklat yang benar, mencetak coklat, cara mendinginkan coklat, sekaligus pengemasan secara sederhana. Jika ada yang tak jelas, bisa langsung ditanyakan dan langsung pula dijawab dengan tepat. Senang juga aku karena jawaban atas pertanyaan yang diajukan teman-teman makin menambah wawasan.

Materi pertama: membuat praline dengan ganache sebagai isinya. Kata ibu Nina, pada prinsipnya yang namanya ganache itu adalah campuran cream (whipping-cream) dan coklat. Varian-nya bisa beragam. Kali ini ibu Nina hanya mencontohkan ganache yang sederhana yaitu whipping cream, white cooking chocolate, dan parutan kulit jeruk naval. Resep coklat praline ini bisa juga dibaca di situs dapur mlandhing. Kalau di sana namanya Orange White Chocolate Praline.

Untuk tahap awal, ibu Nina lah yang membuat ganache dan melelehkan (baca: mengetim) coklat. Tahapan ini yang bikin aku heran bener. Membuat ganache boleh di atas api menyala kecil. Namun memasak coklat ternyata tidak di atas api.

O, ya sekedar catatan: ibu Nina tidak menggunakan peralatan mengetim coklat yang khusus, namun menggunakan panci bergagang dengan diameter 20 cm dan mangkok melamine dengan diameter lebih besar di atasnya. Prinsipnya jangan sampai ada uap air yang keluar dan menetes di coklat. Dengan cara ini, sekaligus ibu Nina memperlihatkan bahwa kita bisa menggunakan peralatan yang seadanya di rumah tapi tetap berkreativitas. Ia menegaskan soal ini berulang kali.

Nah, begini cara memasak coklat yang benar a la ibu Nina:

1. Jerang air di atas api hingga muncul satu dua gelembung kemudian matikan. Jika punya termometer yang khusus untuk mengukur derajat air panas, ukur sekitar 30-40 derajat Celcius.
2. Letakkan mangkok melamine berisi coklat di atasnya. Aduk coklat hingga meleleh. Cara pengadukan yang benar adalah dengan cara menekan coklat pada dinding panci yang panas. Jadi coklat dilelehkan tidak dengan panas api melainkan dengan memanfaatkan panas dinding panci. O ya, yang disebut "panas" di sini ternyata adalah hangat - pokoknya asal bisa buat melelehkan coklat. "Saya kan bukan pemain debus, jadi kalau sampai mangkok melamine ini saya pegang-pegang berarti nggak panas betul," ujar ibu Nina sambil tetap memegang mangkok dan mengangsurkannya pada peserta kursus agar mengetesnya sendiri.

Walaah..! Jadi selama ini aku pakai cara barbar. Bahkan pernah air sampai mendidih. Makanya terjadi over-heating. Padahal "hanya" memanfaatkan panas panci saja coklat juga bisa meleleh sempurna.

Melelehkan coklat ini adalah tahap yang paling kritikal yang pertama, karena ini juga yang akan mempengaruhi hasil akhir. Jika pelelehan coklat sempurna, hasilnya coklat akan mengkilap cantik, tidak buram.

Setelah coklat meleleh sempurna, masukkan ke dalam plastik segitiga. Ikat sisa badan plastik yang tak terisi coklat. Mengikatnya jangan terlalu kencang, agar saat memencet nanti keluarnya coklat bisa kita atur.

Tahap berikutnya adalah mencetak praline: Pertama, tuang setengah cetakan kemudian putar-putar cetakan dengan perlahan hingga semua dinding cetakan terpulas coklat. Harus hati-hati agar coklat tidak tumpah, tapi kalau sekedar meluap sedikit tak mengapa toh, nanti bisa dibersihkan. Cara ini lebih praktis ketimbang menggunakan kwas dan memulas berkali-kali ke cetakan. Diamkan coklat hingga beku. Tak perlu dimasukkan ke lemari es.

Kedua, tuang ganache ke coklat. Ketiga, tutup dengan coklat dengan menggunakan gerakan dari luar memutar hingga masuk ke dalam selanjutnya tutup bagian pusat agar jangan sampai ada ganache yang terlihat. Jika dibiarkan nanti coklat akan bocor, karena ganache sifatnya lebih cair dibandingkan coklat.

Setelah tahap ini selesai, biarkan dahulu hingga dingin kemudian baru masukkan ke dalam lemari es.

Materi kedua adalah membuat Lolipop Edible

Ada dua macam edible print yang diterangkan, yaitu dari icing paper ato kertas gula dan dari agar-agar. Masing-masing punya kelemahan. Icing paper ini biasa digunakan untuk cover cake dan hanya tahan selama beberapa hari saja, jika sudah satu bulan gambarnya akan buram. Ibu Nina menunjukkan contoh satu lembar edible print berisi fotonya sendiri yang sudah sangat buram. Jika menggunakan edible print dari kertas agar-agar, tulisan ato foto ato gambar mudah lepas. Ketika memberi contoh, memang nyatanya demikian. Ibu Nina membawa selembar edible print dari kertas agar-agar berisi tulisan logo Colatta. Ketika dipegang saja, beberapa huruf tampak terjatuh dengan sendirinya.

Untuk mensiasati kelemahan tersebut. Jika menggunakan icing paper, segera pergunakan dan jangan terlalu lama menyimpan. Dan jika menggunakan kertas agar-agar, pesan lebih dari jumlah yang diperlukan untuk cadangan jika ada yang rusak.

Cara menggunakannya: tempel edible print dengan gambar ada di bawah. Harap perhatikan benar apakah gambar sudah terpasang dengan benar, tidak terbalik. Setelah itu barulah tuang coklat di atasnya.

Materi ketiga: Lolipop Bunga

Seharusnya bu Nina menggunakan coklat putih, tapi kali ini karena salah dalam menyimpan, maka coklatnya rusak. Tidak bisa dilelehkan dengan sempurna, tapi malah mengental seperti mentega. Nah, kalau sudah begini tak adalagi yang bisa dilakukan. Coklat hanya bisa dibuat untuk bahan kue atau ganache.

Karena ada contoh gagal, sekalian saja bu Nina mengajarkan bahwa cara penyimpanan coklat yang benar adalah tidak dimasukkan dalam kulkas. Coklat yang dimasukkan dalam kulkas akan berpotensi tercampur dengan air. Jadi, coklat disimpan cukup di tempat yang sejuk dingin - asal tidak terkena sinar matahari secara langsung saja. Walah..aku jadi inget coklat-coklatku yang aku simpen di kulkas semua hiks..hiks..

Coklat lolipop yang buat latihan kali ini adalah bentuk bunga. Caranya masih sama, tuang coklat ke dalam putiknya terlebih dahulu. Setelah beku, tuang coklat dengan warna yang berbeda di atasnya. Setelah dingin, masukkan kulkas. Hasil akhirnya coklat kami cantik-cantik dan mengkilap!


Terakhir, sebagai finishing, ibu Nina mengajarkan cara mengemas. Memasukkan lolipop ke dalam plastik dan mengikatnya. Pesannya: beri jarak sekitar dua cm antar lolipop dengan ujung plastik karena saat kita mengikat di bawah, coklat akan tertekan ke atas. Jika coklat menyentuh plastik maka akan jorok kelihatannya. Ikatan yang kencang akan membuat coklat awet bertahan hingga satu bulan.

Minggu, 07 Maret 2010

Tongkol Pindang Masak Balado


Apa aja kalo dimasak balado itu aku artikan dibalurin sambal. Bahan dasarnya - maksudku yang mau dibalurin sambal - bisa apa aja. Singkong bisa, ikan teri bisa, tempe bisa, tahu bisa, terong bisa, macam-macam lah. Kali ini aku pilih ikan tongkol pindang. Ini dagangan yang juarang banget dijajakan sama Mister Kasno. Kalo gak pesen sebelumnya belio gak bawa, alasannya di pasar sana - tempat dia kulakan kalo malam - selalu laris manis. Katanya, satu kardus besar bisa langsung abis dalam sekejap diserbu sama tukang-tukang sayur sejenis dia.

Ceritanya setelah aku pesen beberapa hari sebelumnya, barulah kali ini Mister Kasno bawakan. "Nih, ada enam keranjang, mau diborong semua?" ujarnya. Di keranjang? Iya, cara ngemasnya emang ditarok di keranjang dari bambu berbentuk persegi empat kecil-kecil. Satu keranjang isinya 3 potong tongkol pindang. Harganya 3000 perak. Jadi satu potong seribu. Kata Kasno, itu murah. Di warteg dekat kontrakannya dijual satu potong yang udah mateng 3000 perak.

Ya wis lah, tak apa, wong aku juga butuhnya gak banyak. Aku ambil dua keranjang aja. Cukuplah buat lauk sehari. Hasil akhir si tongkol pindang seperti tampilan di foto itu. Tadinya aku mo buat lauk sama sayur bayam, tapi kok jadinya aku makan aja pake nasi anget sama daun kemangi dari kebun sendiri. Wah, enak juga lo.

Ini resepnya:

Bahan:
1. Tongkol pindang 6 potong
2. Minyak goreng untuk menggoreng tongkol dan menumis bumbu

Bumbu:
1. Cabe merah keriting 8 buah (sesuai selera, mau lebih pedes lagi ya boleh ditambah lagi)
2. Bawang merah 4 siung
3. Bawang putih 2 siung
4. Tomat setengah buah (ini sesuai selera sama sesuai bentuk tomatnya, karena tomatnya besar aku pake separo aja)
5. Daun jeruk 2 lembar (hilangkan tulang daunnya, sobek-sobek)
6. Garam setengah sdm

Cara membuat:
1. Haluskan semua bumbu. Sisihkan.
2. Goreng tongkol pindang. Sisihkan.
3. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan tongkol pindang yang telah digoreng. Aduk-aduk hingga bumbu meresap ke tongkol. Setelah semua tercampur dan matang, matikan kompor. Angkat.

Sabtu, 06 Maret 2010

Tempe Goreng Bumbu Kunyit


Lauk yang satu ini nyaris setiap hari ada di meja makan dalam berbagai olahan. Kali ini sederhana saja, dibumbu kunyit. Si Bintang paling suka. Baru digoreng udah teriak-teriak, "Kayaknya bau enak nih..." Begitu sampai dapur dan lihat sudah ada yang di piring langsung aja comot terus ngeloyor lagi ngelanjutin main.

Ini resepnya,

Bahan:
1. Tempe satu buah (bisa dalam bentuk lonjong bungkus daun pisang ato yang pipih bungkus plastik), iris-iris
2. Minyak goreng untuk menggoreng

Bumbu:
1. Bawang putih 2 siung
2. Ketumbar seperempat sdt
3. Kunyit seujung ibu jari
4. Garam satu sdm

Cara membuat:
1. Haluskan semua bumbu, beri air sedikit
2. Rendam tempe dalam bumbu, diamkan sebentar sampai bumbu meresap.
3. Goreng tempe dengan api sedang.

Jumat, 05 Maret 2010

Sup Kepiting Bajakan


Ini benar-benar masakan bajakan. Jikalau Anda sekalian tak punya wang banyak tapi pengen sok bermewah-mewah, sup ini pantas untuk disajikan. Harga daging kepiting kan mahal. Sup kepiting pun demikian halnya. Nah, sup kepiting bajakan ini bolehlah jadi pelipur lara. Tampilannya mirip banget kan sama sup kepiting? Tapi yang ini pake telor yang dikocok lepas dan dituang ke sup yang tengah dimasak. Dan, jadilah sup kepiting bajakan. Murah meriah. Dengan dana sekitar 10.000 perak cukuplah buat makan dua anak dalam satu hari :D

Ini resepnya:

Bahan:
1. Bakso sapi 5 buah, iris kecil-kecil
2. Jagung manis 1 buah, pipil
3. Telor ayam 1 butir, kocok lepas
4. Wortel 1 buah, parut di parutan keju
5. Sosis (kali ini aku tak pakai, tapi biasanya aku pake)
6. Tepung tapioka satu sdm, cairkan, sisihkan.

Bumbu:
1. Bawang putih 2 siung, keprek, rajang kasar
2. Garam 1 sdt
3. Merica bubuk seperlima sdt (ini buat anak-anak, mereka gak suka pedes)
4. Pala bubuk, seperlima sdt
5. Gula pasir 1 sdt
6. Kaldu ayam maggie setengah blok

Cara membuat:
1. Rebus jagung hingga empuk.
2. Masukkan semua bahan lainnya kecuali telur dan tepung tapioka dan semua bumbu kecuali gula pasir.
3. Setelah mendidih dan semua bahan matang, masukkan gula pasir, aduk sebentar.
4. Masukkan telor sambil diaduk, biarkan kacau dan menyerupai serpihan daging kepiting.
5. Tuang tepung tapioka yang sudah dicairkan sambil diaduk rata supaya tidak menggumpal.
6. Setelah semua bahan tercampur rata, matikan kompor. Angkat. Sajikan hangat.

Bubur Kacang Ijo


"Mbaaaaakkk...minta daun pandannya ya!" teriakku pagi-pagi di depan rumah tetangga. Pas si mbak pembantu tetangga depan rumah bukain korden. Rencanaku pagi itu memang bikin bubur kacang ijo buat sarapan anak-anak. Makanya jam 05.30 udah ngributin tetangga. Abisnya tanaman pandanku masih kecil, daunnya aja masih sebesar ibu jari.

Nah, setelah jadi si adek ternyata gak doyan. Ini pertama kalinya dia makan burjo alias bubur kacang ijo. Tapi si kakak doyan banget. Seharian hampir satu panci kecil dia semua yang ngabisin. Pas abis pesen lagi, "Bu, besok bikinin lagi ya"

Ini resep burjo-nya (jadinya cuma satu panci kecil lho ya, karena ini memang buat anak-anak jadi biar cepat abis aja nggak usah sampai masuk kulkas)

Bahan:
1. Kacang Ijo satu ons
2. Beras sepertiga gelas takar (gelas takar beras maksudnya)
4. Santan dengan kekentalan sedang 1 gelas belimbing

Bumbu:
1. Daun pandan 1 lembar
2. Gula jawa 2 buah (aku pake yang bentuknya bundar kecil), dirajang kasar
3. Garam satu sendok teh peres
4. Jahe satu ruas, keprek

Cara membuat:
1. Rebus kacang ijo, beras, jahe, dan daun pandan hingga kacang ijo-nya pecah-pecah. Ini bakal lama, jika airnya habis tambah terus. Jangan lupa diaduk-aduk supaya beras yang matang tidak menempel di panci. Gunakan sendok kayu yang panjang untuk menghindari letupan air mendidih.

2. Setelah kacang ijo pecah, masukkan santan. Aduk-aduk lagi hingga mendidih.

3. Masukkan gula jawa dan garam. Aduk lagi hingga semua bahan tercampur rata dan matang. Matikan api.

Selasa, 02 Maret 2010

Sayur Asem Bening


Ini sayur asem resep keluarga. Ibu dulu sering sekali memasak sayur asem ini. Gampang bikinnya, seperti sayur bening biasa hanya diberi asam sama bawang putih. Rasanya tidak pedas seperti sayur asem betawi yang lebih 'nano-nano' karena semua bumbu dicampur jadi satu. Sayur asem betawi rasanya asem, manis, pedas, juga diberi terasi. Lebih ribet. Sementara sayur asem ku ini tidak.

O ya, kalo masak sayur asem ini murah. Paket sayur asem di Mister Kasno hanya 4000 rupiah. Cukup lah buat aku, wong yang makan cuma aku sama suster. Lauknya yang paling pasti adalah ikan asin sama tempe goreng. Kalo mau tambahan lain yang lebih 'bergengsi' yang pas adalah ayam goreng ato empal sapi goreng yang manis. Hmmm...pasti cucok :D

Resepnya demikian:

Bahan (ini aku beli satu paket tinggal bilang sama tukang sayur pasti udah pada paham, sulit nyebut ukurannya):
1. Daun so (aku lebih suka menyebutnya demikian daripada daun melinjo)
2. Buah melinjo
3. Labu siam
4. Kacang panjang
5. Jagung manis

Bumbu:
1. Bawang merah 2 siung, iris halus
2. Bawang putih 1 siung, iris halus
3. Daun salam 2 lembar
4. Buah Asam bisa yang segar bisa yang dikemas (aku pakai asam madura yang dikemas di plastik kecil-kecil terus direndam air panas dan saring, ambil airnya)
5. Garam secukupnya
6. Gula jawa sesuai selera
7. Maggie blog (biar rasanya mantap, kalo ndak mau ya ndak papa)

Cara membuat:
1. Rebus bawang merah, bawang putih, daun salam, buah melinjo, dan garam sampai mendidih.
2. Masukkan sayuran yang lain, tambahi air asam.
3. Setelah sayuran matang tambahkan gula jawa dan maggie blog. Gula jawa sebaiknya dimasukkan terakhir karena air gula akan membuat sayuran tidak empuk (soalnya ada labu siam).
4. Icip-icip. Jika sudah merasa sreg, udah mantap rasanya. Matikan kompor.