Minggu, 21 Oktober 2012

Pangsit Rebus


Cuaca lagi gak jelas bikin anak-anak radang, batuk dan pilek. Bingung mau kasih makan apa. Biasanya sayur plus lauk goreng-goreng. Tapi ini sebisa mungkin hindari menggoreng. Teman bilang, bikin pangsit rebus pasti nikmat tuh..Ya, kenapa tidak?

Tapi, tapi, tapi..aku kan belum pernah bikin pangsit baik yang goreng maupun yang rebus. Selama ini nunggu Pak Santo, pedagang bakmi ayam keliling. Kadang kalau beruntung, sampai depan rumah masih ada pangsit rebus. Soalnya suka bikin sedikit. Dia bilang kalau banyak nggak habis, lhah tapi kalau sedikit seringnya aku nggak kebagian. Pernah sekali tempo aku telpon dia pesen supaya disisain pangsit, eh, udah habis juga :(

Mungkin ini saatnya aku belajar bikin sendiri. Mulailah googling dan buka-buka buku resep. Ternyata macam-macam versinya. Untuk merekatkan daging ayam dan udang ada yang pakai terigu, ada yang pakai putih telur, ato maizena. Saking bingungnya aku pakai putih telur dan maizena sekalian.

Setelah nguplek di dapur - sampai mengorbankan film siang favoritku - jadi juga si pangsit rebus seperti tampilan di foto itu. Lumayan kan? Anak-anakku suka lo :)

Nah, ini resep versiku:

Bahan :
1. Campur jadi satu:
Daging ayam giling
Daging udang giling
Daun Bawang, iris halus
Bawang putih, iris, haluskan
Tepung Maizena
Putih telur
Garam
Merica
Minyak wijen

2. Sawi Cai Sim
3. Kulit pangsit
4. Kaldu ayam (bumbu: bawang putih keprek, irisan kasar daun bawang, merica, dan garam)

Cara:
1. Bungkus campuran daging giling dengan kulit pangsit (aku masih belum bisa bungkus rapi, jadi nggak bisa kasih rekomendasi, pokoknya bayangkan pangsit yang biasa dibeli aja deh :P )

Ini hasil bungkusanku - nggak rapi dan terlalu banyak isiannya :P



2. Rebus air, setelah mendidih masukkan pangsit, hingga warna berubah agak bening. Jangan terlalu lama, nanti kulitnya lembek dan lengket. Tiriskan.

Ini saat pangsit-pangsit dalam panci:



3. Panaskan kaldu ayam yang sudah dibumbui, masukkan irisan kasar  sawi Cai Sim dan pangsit sebentar saja. Angkat, hidangkan.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Wedang Sereh

Nggak sengaja pas blog walking nemu blog bagus banget. Apik dan rapih gitu menurut saya. Nama blog nya Food and Story yang punya perempuan Indonesia yang tinggal di Doha. Sepertinya pemiliknya bernama Asri - kalau tidak salah aku cuma lihat dari alamat situsnya. Dia menekuni food-photography dan beberapa kali blog nya dapat penghargaan sebagai good looking blog.

Yang aku paling suka resep wedang sereh nya. Kayaknya nikmat gitu. Apalagi fotonya juga menarik. Pas abis hujan siangnya, sore-sore aku coba bikin. Dan memang bener..nikmatnya tiada terkira..

Begini tampilan wedang serehku:


Aku tahu tampilan fotonya tidak menarik, harap maklum njepretnya cuma pakai hape. Di sebelahnya itu panci kecil bergagang yang suka buat mi instan. Ampas wedang sereh masih ada. Kelihatan kan apa bahan-bahannya?

Ini aku tuliskan lagi resepnya:

Bahan:
Sereh
Daun jeruk purut (hilangkan tulang daun dengan cara disobek untuk menghindari rasa pahit dan membuka pori agar bau daun keluar)
Jahe (mungkin lebih enak kalau dibakar, tapi aku asal cemplung aja, diiris atau bisa juga dikeprek)

Cara: Rebus hingga air tinggal dua pertiga isi semula

Minum dengan gula batu lebih enak. Tapi aku sedang tidak ada persediaan, jadi pakai gula pasir aja.

Duh, badan langsung anget, tenggorokan juga plong! Terima kasih buat pemilik blog Food and Story :)

Kamis, 18 Oktober 2012

Sup bakso daging ayam

Ternyata isian daging buat tahu isi sisa banyak. Mau beli tahu malam-malam beli dimana? Mau ke supermarket depan komplek malas banget. Temanku punya ide bikin aja bakso, bikin bulat-bulat, rebus, dan simpan di kulkas. Besok baru dimasak. Aaa..kenapa tidak?

Nah, beginilah jadinya bakso-bakso daging ayam itu, ini siap dimasukkan kulkas..


Paginya, aku tinggal belanja brokoli, makaroni, wortel, daun bawang dan seledri. Jadilah sup bakso daging ayam: 


Cocok buat makan siang anak-anak yang lagi pada batuk semua. Tidak ada goreng-menggoreng, sayur plus lauk sekalian. 


Tahu Isi

Beberapa hari lalu dapat kiriman tahu isi dari tetangga baik. Cuma empat biji sih, soale memang buat aku. Enaknya bukan main. Isinya beragam, ada yang dicampur wortel, ada yang dicampur irisan rumput laut, ada yang cuma bawang putih tok.

Aku tanya-tanya kenapa bisa seenak itu. Si tetangga bilang, tahunya home-made - maksudnya home industry gitu, bukan dibikin massal, dia pun katanya tahu betul kalau si pedagang memang yang buat si tahu. Itu hal pertama, yang, tentu saja, bikin aku maklum kenapa tahunya bisa gurih rasanya.

Yang kedua, katanya bumbunya sederhana banget. Modalnya cuma bawang putih. Lantas ya garam, merica, dan bumbu penyedap - dia bilang pakai merek Royco. Kok bisa enak? Dia cuma ketawa aja.

Ah, aku penasaran dong. Dalam hati aku pengen banget bikin, masak gitu aja nggak bisa sih?

Tapi..belum sempat beli bahan-bahannya, tahu-tahu si tetangga datang dan kasih tahu lima biji. Walah! Ini artinya aku bisa bikin 10 tahu isi - kan satu tahu isi itu setengah (potong diagonal) tahu. Lumayan banget ya..

Nah, mulailah aku berburu bahan-bahan dan mulai pula singsingkan lengan baju dan memasak. Ini jadinya:


Not bad ya? Rasanya pun enak :)

Ini resepnya (isi wortel)

Bahan-bahan:
Tahu putih, iris melintang, kerat tengahnya.
Daging ayam giling
Daun bawang, iris tipis
Wortel, parut
Putih telur
Bawang putih, iris, goreng, haluskan
Garam
Merica bubuk
Bumbu penyedap -- aku pakai kaldu bubuk vegetarian (dari jamur)

Cara membuat
1. Campur semua bahan kecuali tahu jadi satu.
2. Isikan campuran tadi ke tahu
3. Kukus hingga matang

Cara penyajian:
1. Digoreng
2. Masukkan ke dalam kuah kaldu (kaldu ayam dengan bumbu bawang putih dan irisan daun bawang).

Gampang kan?

O ya, pada bahan-bahan itu kan ada putih telur, aku tanya ke tetanggaku untuk apa kuning telurnya? Dia jawab: buat lauk mi instan.

Ooo..baiklah, aku ikuti aja apa sarannya :P

Kamis, 04 Oktober 2012

Tas Sampul

Mulai keasyikan menjahit. Sekarang bikin tas sampul. Ini sampul buku tapi sekaligus tas. Praktis buat bawa-bawa buku. Idenya dari sampul plastik buku sekolah kakak :P

Buku yang aku maksud itu Puji Syukur, ini buku doa dan nyanyian yang biasa aku bawa ke gereja saat misa di hari Minggu.

Masih seratus persen jahit tangan dengan ukuran hanya kira-kira. Apalagi meteran kain sedang entah kemana, jadi cuma narok buku di kain dan potong.

O ya, tas sampul ini memakai selembar busa tipis di dalamnya. Jadi ada tiga lapis: kain katun untuk sampul luar, kain busa untuk pelapis, kain furing untuk sampul dalam. Aku pakai benang warna kuning gonjreng buat variasi. Sengaja supaya jahitannya tampil :D

Nah,  begini hasilnya:


Sampul Luar



Sampul Dalam



Menyampul Buku



Buku dan Sampulnya



Gampang membawanya :)


Apron



Naah..pe-er ku selesai juga apronku. Meski lama tapi bahagia dan boleh bangga, soalnya 100% jahit tangan. One hundred percent hand-stich :D

Ini apron yang harusnya dikerjakan di workshop 29 September lalu di bengkel Ideku Handmade. Tapi kan gak kelar-kelar sampai melebihi batas waktu yang ditentukan. Sebagian teman dijahit mesin di sana. Jadi mereka pulang sudah bawa apron jadi. Sementara aku ngotot mau nerusin di rumah.

Dan jadi juga kok, soalnya niat dan tambah rasa penasaran. Baru kali ini beneran jahit tangan. Setelah diajari tetanggaku beberapa hari sebelumnya. Namanya tusuk tikam jejak. Aku pengen tahu seperti apa sih hasil jahitan tangan, soalnya seumur-umur aku pahamnya ya kalau jahitan itu pakai mesin jahit, kecuali kalau memang niatnya sulam-menyulam.

Ada yang bilang kalau jahit tangan lebih kuat, ah..masak sih? Makanya ini aku coba. Penasaran banget soalnya.

Eh ternyata bisa juga aku bikin apron dengan jahit tangan. Meskipun ya meskipun..ketusuk-tusuk. Namanya juga bermain jarum to? Kalau bermain api kan kebakar, main air basah, main pisau keiris..kemarin-kemarin waktu main bikin roti dan kue pakai oven ya tangan sempat melepuh kesentuh oven panas..

Begitulah saudara-saudara, selalu ada yang namanya konsekuensi logis :D

Tak perlu berpanjang kata, inilah hasilnya:


Untuk pinggirannya aku pakai tusuk sembunyi yang jaman dulu suka buat keliman rok di bagian bawah itu, seperti ini jadinya:




Biarpun lagi hasil karya ini belum rapi dan bahkan ada salah di sana sini, tapiiiii...tetep aja senang dan puas. Ternyata bisa juga lo kalau niat..bahkan mulai merasakan keasyikannya :)

*tengok kanan kiri nyari perca-perca, mau bikin apalagi ya?*



Senin, 01 Oktober 2012

Menjahit (Lagi)

Ini ketrampilan lama. Masa lalu lah..tapi kok sekarang muncul lagi. Makin lama hasrat menjahit makin kuat. Apalagi di sana sini banyak para crafter yang ngadain workshop. Dan jadilah aku sekarang menjahit lagi.

Workshop pertama yang aku ikuti di bengkel Ideku Handmade milik Marta Puri Natasande Juli lalu.  Biar santai, Puri menamakan workshopnya: Girls Day Out (GDO). Waktu itu bikin sarung bantal. Lantas Sabtu lalu, 29 September, ikut lagi.  Bikin apron.

Aku menemukan asyiknya menjahit lagi.

Ini foto waktu aku ikut workshop bikin sarung bantal Juli lalu. Aku ambil dari report GDO bulan Juli di blog nya Ideku Handmade:



Hasilnya seperti ini:




Kalau yang Sabtu kemarin bikin apron, ini foto aku sama Puri:


Apron itu belum jadi lo, masih banyak jarum pentul nya. Soalnya keburu sore, jadi aku bawa pulang buat pe-er di rumah. Tapi kok sampai ini ditulis belum jadi ya..:(

Kemarin di mal gak sengaja ketemu teman yang juga suka ketrampilan. Ia cerita suka segala ketrampilan yang berkaitan sama jarum - entah merajut, merenda, kristik, menyulam, menjahit - memang kita biasanya tak bisa cuma di satu hal saja. Kadang terjadi "perselingkuhan." Misalnya jika sedang bosan merajut, pindah ke merenda. Jika jenuh merenda, pindah ke kristik..begitu seterusnya.

Aaa..jadi aku paham. Mungkin fenomena itu yang sedang melanda diriku saat ini (xixixixi..) sebelumnya aku tekuni merenda, tapi kok jenuh, dan sekarang selingkuh ke jahit-menjahit.

Tapi barangkali juga selingkuhnya terlalu jauh, karena aku sebelumnya belajar bikin kue lantas berhenti karena gak ada asisten yang jaga anak. Kalau bikin kue gak bisa disambi ngasuh anak, tapi kalau merenda atau menjahit bisa karena cukup duduk di sebelahnya dan si anak bisa main sendiri.

Seperti kata orang, makin belajar, bukannya makin pintar tapi merasa makin bodoh. Itulah yang terjadi. Menjahit nampaknya gampang, tapi begitu ditekuni benar, ternyata susah. Merasa diri sok tahu dan sok pintar.

Waktu workshop di Idekuhandmade kemarin misalnya, aku lihat tempat tusukan jarum lucu. Bikin sendiri katanya. Alasnya dibuat dari tutup botol Aqua. Sepertinya gampang.

Aku coba sendiri di rumah ah. Kebetulan ada tutup botol Mizone. Lebih besar dari tutup botol Aqua. Barangkali lebih mudah. Daaan..nyatanya tak gampang. Bikinanku gak rapi.

Seperti ini jadinya:


Ia sekarang bersanding sama tempat jarumku yang lama yang aku beli duluu sekali di Singapura. Ya beda memang..satu bikinan amatir satunya lagi rapi jali..


Ya gak papa lah, yang penting sudah mulai berusaha. Sudah ada wujudnya. Dan berfungsi pula. Practise makes perfect to? Seperti waktu aku memulai bikin kue dulu, salah-salah mulu, ada aja yang keliru..eh, lama-lama bisa jadi juga dan enak dimakan, bahkan bisa dijual.

Manatahu ketrampilan yang satu ini begitu juga? :D