Senin, 24 September 2012

Sate Ayam H. Ishak, Pasar Lama-Tangerang

Sudah lama dengar kabar kalau kuliner malam di Tangerang nikmat. Tapi selama ini belum pernah coba, padahal jarak dari rumah tak terlalu jauh. Meski tinggal di Serpong tapi lewat kota Tangerang kalau pergi-ke dan pulang-dari bandara.

Kali ini kebetulan pas pulang dari tugas luar kota. Keluar bandara sudah malam, perut keroncongan, suami sms katanya di rumah nggak ada makanan, lebih baik beli makan dulu.

Bingung juga, aku tanya-tanya ke sopir yang jemput. Dia orang Tangerang asli, pasti tahu. Betul juga, ia tunjukkan Pasar Lama. Ia bilang kalau malam hari banyak makanan dan ramai.

Aku minta sopir mampir dulu, aku ajak aja sekalian dia makan malam. Pilihannya ke gerobag sate ayam H. Ishak di Jl. Kisamaun, Pasar Lama, Tangerang. Lokasinya dekat kantor BCA dan di sebelahnya ada tukang jual bunga.

Memang cuma satu gerobag sate, tapi ramai bukan main. Ada bangku-bangku untuk duduk para pelanggan di selasar trotoar. Ada juga pelanggan yang memilih menikmati sate di dalam mobil.

Aku sendiri keluar, duduk di bangku bersama Pak Edi, sopir. Kami menikmati suasana di luar sambil ngobrol ringan. Banyak sekali orang lalu lalang berkendara, entah naik mobil, entah naik motor. Padahal ini bukan akhir minggu.

Seporsi sate harganya 12ribu rupiah. Mantap banget isinya. Barangkali karena kelaparan, sate langsung aku lahap habis. Dagingnya empuk banget. Matang merata. Bumbunya juga pas. Pokoke kalo aku pak Bondan akan aku bilang: mak nyusssss!

Ini foto-foto yang aku ambil malam itu:



Sabtu, 22 September 2012

Udang Asam Manis


Anak-anak suka udang. Tapi bosan kalau digoreng tepung terus. Kali ini mau coba bikin lain. Tapi tetep gak mau yang ribet. Kepikiran udang asam manis, dan mulailah blog walking.

Jalan sana-jalan sini. Tengok sana tengok sini. Jadilah pilihan pada resep udang asam manis yang diposting di blog Ambrosia. Ini bukan resep asli pemilik blog, melainkan dari Buku A la Kaki Lima dari Primarasa. Di blog nya dimuat juga cover buku resep ini.

Bener lo, seperti yang ditulis di blog Ambrosia itu, "gampang dibuatnya, enak juga"

Ini resep praktis banget. Cara seperti ini cocok buat aku. O ya, aku nggak niru persis ya, aku bikin sesuai dengan bahan-bahan yang ada di rumah. Tapi usahakan pakai air jeruk lemon, bukan jeruk nipis, rasanya lebih nyusss..

Berikut copy paste resep plus modifikasi dari aku:

Udang Asam Manis

Bahan:
1 kg (18-20 ekor) udang besar ---- aku udang peci setengah kilo
1/2 sdt garam ---- aku nggak pake, udang aku lumuri air jeruk lemon aja
200 gram margarin ---- aku kira-kira aja dan pake Blue Band
2 cm jahe, cincang
2 batang daun bawang, iris 2 cm ---- aku iris serong biar cantik
1-2 sdt tepung kanji, larutkan dalam 100 ml air --- aku nggak pakai
bawang putih --- aku pakai bawang bombay dan bawang putih.

Saus: campur jadi satu
125 ml saus tomat botolan ---- aku pakai merek ABC
1sdm kecap asin ---- nggak punya, aku ganti kecap ikan secukupnya
2 sdm kecap manis
1 sdm air jeruk lemon

Cara:
1. Bersihkan udang, belah punggungnya, keluarkan urat hitamnya. Biarkan kulit kepala dan ekor. Lumuri udang dengan garam, sisihkan sebentar. ---- aku cuma pakai ekornya aja, kepala dibuang dan hanya dilumuri air jeruk lemon.  

2. Panaskan margarin dalam wajan, masukkan udang, goreng hingga berwarna merah, angkat, tiriskan.

3. Panaskan kembali 5 sdm margarin bekas menggoreng udang, tumis bawang putih (aku tambah  irisan bawang bombay) dan jahe sampai harum. Masukkan campuran saus dan daun bawang, aduk.

4. Masukkan udang goreng, aduk. Tambahkan larutan tepung kanji, aduk hingga mengental, angkat (aku nggak pakai larutan tepung kanji, menurutku campuran saus sudah cukup kental)

5. Hidangkan selagi panas.

Uenak banget, apalagi kalau nasinya anget dan empuk :D




Kamis, 20 September 2012

Emping Garut



Ada yang tahu emping garut? Maksudnya bukan emping yang berasal dari kota Garut, Jawa Barat, tapi emping yang berasal dari akar tanaman garut.

Rasanya gurih dan ada rasa getar khas ubi garut.

Aku lebih mengenal kata "garut" sebagai tanaman ketimbang nama kota. Di kebun kakekku di Kelor, Wonosari banyak ditemui tanaman garut. Waktu kecil, garut diolah dengan cara dikukus atau dibakar saja. Ada rasa manis, gurih, getar, dan kalau menggigit ada bunyi kreyot..kreyot..

Menurut wikipedia, garut (maranta arundinaceae) adalah sejenis tumbuhan berbentuk terna (berbatang lunak tidak membentuk kayu) yang menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Garut tidak pernah menjadi sumber pangan pokok namun ia kerap ditanam di pekarangan di pedesaan sebagai cadangan pangan dalam musim paceklik atau masa sulit.

Ini aku copy paste foto tanamannya dari wikipedia:



Emping garut yang aku pasang fotonya itu aku dapat saat ada acara Festival Desa 24 Maret lalu di Ragunan. Sudah lama sih, malah sudah habis sekarang. Ini emping garut produksi Kitaboga.

Di situsnya, Kitaboga mendefinisikan diri sebagai warung yang berkegiatan menyediakan produk pangan lokal hasil bumi sendiri. Kitaboga dikerjakan oleh kelompok-kelompok tani mandiri, bermodalkan tekad untuk maju. Proses pengelolaan lahannya dengan cara alami atau "ramah lingkungan", begitu katanya. Menurut mereka, perlakukan seperti itu akan menghasilkan produk yang sehat, aman dan bermartabat.

Keren ya? 

Aku suka dengan istilah "bermartabat" itu. Menurut pemahamanku itu artinya kita sebagai manusia yang dikaruniai akal budi tahu seharusnya tahu bagaimana menghormati bumi yang sudah memberi banyak pada kita. Pengolahan secara alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia akan melanggengkan produksi nutrisi bagi tanah. Bumi pun jadi sehat, dan kalau bumi sehat tentunya manusia pun sehat.

Itu salah satu alasanku beli emping garut ini, di samping juga karena aku kangen aja dengan rasa garut.

Selasa, 18 September 2012

Buras



Ini buras. Masakan khas Sulawesi Selatan. Aku beli di lapak makanan di pasar kaget dekat rumah.  Harganya murah, cuma duaribu perak dapat dua bungkus buras plus bumbunya. Mungkin ada orang dari Sulawesi Selatan yang tinggal di sekitar rumah, jadi dia nitip jualan di lapak itu.

Buras ini enak banget buat sarapan pagi. Pas buat perutku, sedikit tapi mengenyangkan. Rasanya gurih banget, terus bumbunya gurih dan manis. Gak tahu apa ya bahan-bahannya, yang jelas kalau buras nya sendiri pasti dari beras.

Kalau di warung coto makassar, biasanya buras dipakai sebagai pengganti nasi. Ah, jadi ingat warung coto makassar di jalan Ampera Jakarta Selatan..hmm..pengen ke sana.

Udah dulu postingnya, cuma mau pamer kalau beli buras yang enak :)




Crispy Fish and Chips


Ini fish and chips pertama-ku. Enak lho, si kakak dan si dede suka.

Si kakak suka sekali fish and chips. Setiap kali makan di luar dia biasanya minta menu itu. Sepiring besar habis sendiri. Aku pikir, kenapa nggak coba bikin sendiri di rumah? Di pasar kaget dekat rumah tiap hari ada penjual ikan segar, resep tinggal googling aja di internet. Yang kurang cuma kemauan ibunya he..he..

Tapi kali ini, mood itu datang. Sebenarnya niatnya mau bikin sup ikan. Gampang, tinggal cemplung-cemplung masaknya pun nggak pakai lama. Tapi di pasar lagi sepi ikan. Masak cuma jual empat macam ikan, itu pun yang tertinggal satu ekor tongkol besar sama ikan ekor kuning. Gak ada pilihan lain. Pas lagi di sana ada ibu-ibu minta ikannya di fillet. Mau digoreng tepung katanya.

Nah, ide bikin fish and chips itu muncul.

Aku beli satu ekor ikan ekor kuning sekitar 300 gram beratnya. Ini ikan memang ekornya kuning. Seperti ini gambarnya, aku copy paste dari situs ini soalnya kemarin nggak sempat foto utuh, aku kan minta penjualnya fillet dan potong-potong. Di situs itu disebutkan kalau ini jenis ikan (laut) bersisik yang berdaging lunak.




Kalau menurut aturan resep fish and chips, biasanya ikan yang diolah adalah jenis ikan kakap atau ikan dory. Tapi aku coba aja.

Banyak sekali pilihan resep fish and chips di internet, tapi pilihanku jatuh pada resep Odilia Winneke di detikfood. Bukan saja karena Odilia pakar masakan, tapi juga karena aku kenal baik dengan mama-nya, dengan Odilia sendiri enggak, soalnya dia sibuk dan jarang di rumah.

Nah, ini resepnya, dengan modifikasi bahan-bahan sesuai yang ada saja:

Bahan: 
300 g fillet kakap/ikan dory, potong 3x5 cm --- aku pakai ikan ekor kuning
1 sdm air jeruk lemon
1 siung bawang putih, parut
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam


Lapisan:
50 g tepung terigu
2 putih telur ayam, kocok hingga berbuih
150 g tepung panir kasar ---- aku pakai tepung panir mamasuka
minyak goreng


Saus: ---- nggak punya mayones, jadi pakai saus tomat aja
100 ml mayones
1 sdt acar timun, cincang
1 sdm air jeruk lemon
½ sdt merica bubuk
½ sdt garam

Cara membuat:

  • Lumuri potongan ikan dengan air jeruk, bawang, merica dan garam.
  • Taburi dengan tepung terigu hingga rata.
  • Celupkan ke dalam putih telur.
  • Lapisi dengan tepung panir. Sisihkan hingga agak kering.
  • Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kering. Tiriskan.
  • Saus:Aduk semua bahan saus hingga rata 
  • Sajikan ikan dengan Saus dan French Fries ---- nggak ada french fries, pakai kentang tes dipotong-potong dan digoreng


Sila coba ya, asli enak banget! Crispy di luar, lembut banget di dalam :)

Selasa, 11 September 2012

Kemasan Ontbijtkoek



Kadang ada saja yang pesan kue Ontbijtkoek. Meski tidak tiap hari tapi aku terima saja. Karena ini kue yang sederhana dan ringan, kemasannya pun aku coba buat yang menarik tapi sederhana.

Begini kemasan yang aku buat untuk para pemesan. Pita besar yang mengikat badan kue itu bukan sekadar hiasan tapi punya fungsi untuk mengangkat kue. Jadi tidak perlu membongkar kardus terlebih dahulu. Jika kue diangkat begitu saja dari kardus juga ada kemungkinan kue rusak.

Tampil cantik kan? O ya, kapulaga itu merek dagangku.


Air Mancur BSD Square



Kami tinggal di Tangerang Selatang, dekat perumahan BSD. Sebelas tahun lalu saat kami baru menetap, belum seramai sekarang. Satu-satunya tempat belanja yang "agak berkelas" ya Plaza BSD. Sekarang? Wah, kami dikelilingi banyak mal dan tempat belanja.

Tapi ada satu yang unik. Relatif baru dan sepi. Namanya BSD Square. Aku suka ke sana terutama karena ada JCo - warung donat dengan jaringan internet yang cepet. Kalau ke sana bisa kerja lama sambil minum kopi atau teh dan makan donat. Ada juga tempat untuk makan seperti Bumbu Desa, Solaria, KFC, dll. 

Yang bikin aku suka adalah air mancur nya. Ini air mancur yang muncul berkala, di papan informasinya ada tulisan kalau air baru keluar pada jam 12 siang ke atas. Itupun ada jam-jamnya. Menurutku sekitar 10 atau 15 menit sekali. 

Kalau sore hingga petang hari air mancurnya bakal jadi warna-warni karena diterangi lampu warna-warni pula dari pangkalnya. Di sekitar air mancur ada meja dan kursi, jadi kita bisa duduk-duduk di sana sambil memandang air yang muncrat. 


Ini hiburan sederhana tapi asyik. Rekreasi murah meriah :)



Senin, 10 September 2012

Kakak Memasak

Bintang, si sulung - kami memanggilnya "kakak" -  sudah kelas 4 sekarang. Umurnya 9 tahun jalan 10. Dia sedang belajar mandiri. Ditambah dengan rasa ingin tahu untuk mencoba ini dan itu, tugasku jadi lebih mudah. Hanya memberitahu caranya dan mendampingi saat dia mencoba sesuatu.

Akhir-akhir ini dia suka bikin lauk sendiri. Paling sering goreng telur, didadar, diceplok, atau dibikin orak-arik pakai kecap. Kadang dia goreng sosis atau goreng daging ham. Semuanya pakai mentega, ia bilang biar lebih mantap rasanya.

Saat dia lihat aku bikin nasi goreng, ia minta lain waktu minta diajarin. Boleh, kataku.

Satu hari minggu, aku lihat ada sisa nasi di dapur dan kami semua belum sarapan pagi. Ah, kenapa tak suruh si kakak aja bikin?

Dan jadilah. Aku ajarin cara kupas bawang dan iris sekalian. Lantas cara menggoreng nasinya. Kakak nampak menikmati. Garam ditabur. Menyusul kemudian bubuk kaldu vegetarian yang terbuat dari jamur. Terakhir beri kecap.



Nah, selesai sudah. Lauknya cukup irisan telur dadar dan krupuk putih. Kami pun sarapan bersama.

Terima kasih kakak :)

Minggu, 09 September 2012

Petik Mangga

Akhirnya setelah menunggu sekian tahun - tepatnya berapa aku lupa, mungkin tiga atau empat tahun lalu - kami bisa juga petik mangga.

Ini jenis mangga okyong. Asalnya dari Thailand, tapi aku beli bibitnya dari penjual tanaman di kampung dekat rumah. Waktu beli tingginya sekitar satu meter. Sekarang sudah sekitar lima meter. Pernah berbuah, tapi begitu kena angin, rontok. Berbuah lagi, rontok lagi, begitu terus.

Jadi satu kali saat lihat ada bunga mangga di salah satu pucuk ranting, kami biasa-biasa aja. Paling juga seperti dulu lagi. Eh, tapi ternyata kali ini beda. Mulanya ada tiga yang jadi buah. Tapi dua rontok ketika ada angin kencang. Tinggal satu. Ah, apa peduli kami? Paling juga nanti ilang sendiri.

Tapiii...nasib sedang baik. Mungkin si mangga beri kesempatan pada kami buat mencicipi buahnya. Buah yagn tinggal satu-satunya itu tak juga kunjung rontok. Ia membesar dengan sendirinya. Bahkan sampai masak pohon.

Sepulang sekolah, Bintang, si sulung, pinjam tangga tetangga. Ia panjat tangga dan petik sendiri buahnya..Lega juga, akhirnya bisa petik mangga sendiri :D



Cuma satu, tapi hebohnya bukan main. Aku ambil kamera, jepret sana jepret sini..hi..hi.baru satu aja udah ramai, apalagi kalau pohonnya berbuah lebat ya?

Mangga yang baru dipetik disayang-sayang. Kapan kupasnya, bu? tanya Bintang. Nanti..! Tunggu ayah pulang, jawabku.

Sampai malam si ayah nggak pulang-pulang. Akhirnya aku kupas masukin kulkas. Baunya harum banget, bijinya itu lo yang ajaib, tipiiiiisss banget. Rasanya juga maniiiisss banget. Bintang nyobain tapi dia nggak mau. Ih, kemanisan! teriaknya.

Ya udah, aku masukin kulkas lagi. Pas ayahnya pulang, aku suruh nyobain. Komentarnya sama, kemanisan katanya. Laah..ya udah, akhirnya si mangga masuk perutku semua. Kalau aku sih suka, enak rasanya.

Sayang nggak sempat foto daging buahnya. Lain kali deh, aku foto kalau petik lagi. Semoga yang berikutnya buahnya lebat :)


Setup Jambu

Aku bertemu kawan lama di fesbuk. Setelah ngobrol sana-sini, ia mengingatkan kenangan akan seorang kawan lain, sahabat kami. Ia ingat di halaman rumah kawan kami itu tumbuh pohon jambu biji merah. Setiap kali berbuah panenan sangat banyak. Dimakan tiap hari pun tak pernah habis. Ibu nya punya ide, dibikin setup jambu. Setiap ada yang bertamu di rumahnya suguhan minumannya selalu sama: setup jambu. Kadang disajikan hangat, kadang dingin.

Kami tertawa mengenang masa itu.

Tapi, eh, aku jadi kepengin mencicip lagi setup jambu itu. Jaman dulu ibuku pun sering bikin. Nggak cuma jambu yang dibikin setup. Kadang buah nanas yang dipotong-potong. Jika pas campuran gulanya, rasanya akan nikmat sekali.

Menurutku tidak ada aturan baku soal berapa gram gula yang diperlukan, karena kematangan buah juga beragam. Kalau dapat yang masih mengkal ya gulanya agak banyak karena akan masam rasanya. Jika buah sudah masak, gula hanya perlu secukupnya saja. Kalau tidak, akan eneg rasanya.

Pada pokoknya, setup adalah salah satu cara mengawetkan buah. Buah yang bisa dibikin setup macam-macam, selain jambu dan nanas yang aku sebut tadi, bisa juga salak, apel, bahkan ada yang bikin setup pisang kepok.

Cara masaknya sederhana: buah (yang sudah dipotong-potong) direbus dengan gula pasir, kayu manis, dan cengkeh hingga mendidih. Itu saja. Penyajiannya bisa hangat bisa dingin. Gampang kan?

Foto yang aku pasang ini adalah setup jambu biji merah. Rasanya? Wow, nikmat sekali, benar-benar membangkitkan kenangan masa lalu :)



O ya, aku pikir-pikir istilah "setup" itu agak aneh ya. Darimana asal katanya aku tak tahu, barangkali ada yang tahu? Sila tinggal komen di bawah ya, soalnya aku sudah googling dan tidak juga ketemu.

Ke Pasar Cipadu

Kakak datang dari Cilacap, ia ajak anak, isteri dan ibu mertuanya ke rumah. Tujuan utamanya: menghabiskan waktu libur sekolah anak tunggalnya. Tujuan sampingannya, kulakan buat dijual lagi di Cilacap.

Kakak ipar pandai berdagang. Ia menjual baju, kaos, mukena, dan kain. Biasanya ia kulakan di Tanah Abang. Kali ini ia dapat bisikan dari temannya supaya ke Pasar Cipadu. Ia minta aku yang antar. Kata temannya lokasinya tak jauh dari Serpong. 

Aku bengong saat ditanya soal Pasar Cipadu. Belum pernah sekalipun dengar nama itu. Sembilan tahun tinggal di Jakarta plus sebelas tahun menetap di Serpong baru kali ini dengar nama Cipadu. 

Akhirnya coba googling. Ada. Tapi tak satupun yang menyebut detil cara ke sana. Hanya saja disebut Cipadu itu di Kreo, kalau dari BSD lewat tol keluar Bintaro. Tapi mana saja jalan yang harus dilewati tak jelas benar. 

Terlintas ada saudara yang tinggal di Bintaro, aku coba telpon dia. Dan, ternyata dia hapal benar. Nah, ini aku tuliskan di sini, siapa tahu ada juga yang googling dan punya nasib sama seperti aku. 

Dari BSD, masuk tol BSD keluar Bintaro (Ulujami), lantas ke kiri (jangan ambil yang ke Bintaro Jaya), lurus ketemu perempatan Sektor 4 lantas ke kanan nanti ketemu pertigaan Pondok Betung, kemudian ke kiri (arah Pondok Aren) lurus lagi melewati POM Bensin (di sebelah kiri jalan) kemudian ada pertigaan ambil kanan, lurus lagi melewati Perumahan PJMI (sebelah kiri) terus ikuti jalan (yang agak berkelok-kelok) dan sampailah Pasar Cipadu.

Pasar Cipadu terkenal sebagai sentra kain dan sprei. Tapi ada juga yang menjual kebutuhan jahit menjahit dan menjual baju-baju. Nah, ini kilasannya, aku jepret pake hape.   

Ini salah satu sudut toko yang menjual renda-renda dan pita, cantik-cantik motif dan rupanya:

:

Ini kakak sedang di salah satu deretan toko kain:   


Ini suasana di dalam toko, penuh gulungan kain, cuma ada satu lorong pas buat pembeli, kalau berselisih jalan pasti senggolan: 


Yang ini display toko yang menjual kain-kain kaos, bagus-bagus warnanya, gonjreng-gonjreng dan cara jualnya kayak jualan apa gitu..aneh aja liatnya :)


Nah, dua di bawah ini toko yang menjual baju-baju muslim, ada mukena, sajadah, syal, kerudung, macam-macam. Cantik-cantik, makanya aku suka liat perempuan berkerudung sekarang makin modis aja penampilannya.



Rasanya waktu seharian tak cukup lo, ada aja yang pengen dilihat. Betah banget. Rencananya cuma sampai siang, eh, malah sampai sore. Jadual nonton bioskop sama anak-anak jadi tertunda. 

Kakak kulakan macam-macam kain dan mukena. Aku sendiri beli bantal cinta kecil, sprei Ben10 buat kakak dan sprei bergambar denah lengkap dengan mobil dan rumah-rumah kecil warna oranye buat si dede. 

Janji, lain kali aku ke Pasar Cipadu lagi :)

Sabtu, 08 September 2012

Empat Tahun Putri

Harusnya aku posting sebulan lalu. Ini kue ulang tahun Putri yang ketiga yang aku buat sendiri. Mulanya agak bingung mau putuskan tema kue nya apa.

Putri hobi nonton teve, sulit menentukan tokoh animasi apa yang ia suka. Setelah diskusi kecil sama bapaknya, akhirnya Dora yang terpilih. Edible nya aku pesan dari mbak Vita, pemilik blog Dapurnya Vita

Nah, ini dia kuenya. Black forest dengan penutup edible image Dora. Sederhana saja, tapi bisa bikin anakku senang. Terima kasih, mba Vita :) 


Dan ini kilasan pesta kecil di rumah kami :)



Kakak bantu menyalakan lilin dan potong kue, Putri pun coba potong sendiri kuenya tapi masih juga kesulitan, Akhirnya ibunya turun tangan, dan ia pun melahap kue Doranya..yummy cake bu :D


Selamat ulang tahun, nak :)

Minggu, 02 September 2012

Kembali Blogging

Duh, lama sekali tak posting sesuatu. Menunda-nunda sih, jadinya tertunda beneran; bahkan sampai hampir satu tahun. Time really flies, saudara-saudara.

Apa saja yang aku lakukan? Banyak. Tapi masih seputar memasak, menulis, berkebun, dan prakarya. Satu tahun terakhir juga banyak perjalanan keluar kota aku lakukan; bahkan keluar pulau. Mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi. Masuk ke pelosok desa.

Sungguh luar biasa cantiknya Indonesia. Ini aku posting beberapa foto saat di pantai Senggigi. Di siang menjelang sore itu kami menyusuri pantai menanti sunset tiba. Secangkir kopi Lombok yang nikmat menemani saat aku duduk di salah satu warung di sana.

Aku kira ini dulu untuk memulai posting. Semoga jadi rajin posting lagi..salam :)