Senin, 19 November 2012

Pindang Ikan Patin

Setelah sebelumnya posting soal buku resep masakan ikan berjudul Aneka Masakan Ikan Nusantara terbitan Demedia, kali ini aku posting masakan ikan yang aku ambil dari salah satu resep di buku itu. Judul masakannya Pindang Ikan Patin, seperti judul postingannya ya..

Sebelum mulai, aku kasih lihat dulu penampakannya, seperti ini:


Itu masakan saat masih di atas kompor. Barusan aku matikan apinya. Rasanya? Mantap lah, apalagi disantap saat masih panas. Asam, pedas, nikmat..cocok buat di hari hujan atau saat mendung seperti ini.

Sudah tahu penampakan ikan patin belum? Ia mirip seperti ikan lele punya kumis yang panjang, badannya berwarna hitam. Kulitnya halus dan tidak bersisik. Seperti ini penampakannya:


Gambar ikan patin itu aku ambil dari sini.

Dan ini resepnya, aku salin seperti yang tertulis di buku ya - dengan catatan: kalau aku menyesuaikan saja dengan jumlah ikan yang aku beli dan besaran ikannya, jadi sila modifikasi sendiri resep di bawah ini. Yang aku tulis ini hanya acuan saja.

Bahan:
500 gram ikan patin dipotong menjadi lima bagian
500 ml air

Bumbu yang dihaluskan:
6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
4 buah cabai merah besar

Bumbu lainnya:
4 cm lengkuas, iris tipis
2 cm kunyit, iris tipis
3 cm jahe, iris tipis
2 batang serai, memarkan
10 buah cabai rawit, biarkan utuh
3 buah tomat hijau
1 mata asam jawa
2 lembar daun salam
1 sdm kecap manis
1 1/2 sdt garam
1 sdt gula merah, sisir

Cara membuat:
1. Rebus air bersama bumbu halus, lengkuas, kunyit, jahe dan serai. Biarkan hingga mendidih.
2. Masukkan ikan patin dan bumbu lainnya, masak dengan api kecil hingga ikan matang dan bumbu meresap.
3. Angkat, sajikan dengan nasi hangat.

O ya, soal ikan patin ini menarik lho, ada legendanya yang kemudian menjadi cerita rakyat dari daerah Riau. Menurut kisah, ikan patin adalah jelmaan dari seorang wanita bernama Dayang Kumunah yang dirundung kesedihan. Semenjak ayah angkatnya meninggal dunia, ia tak pernah tertawa. Suaminya sangat sedih dan berusaha untuk membuatnya tertawa. Hingga satu saat ia berhasil membuat isterinya tertawa. Namun saat tertawa, Dayang Kumunah berlari mendekat sungai dan wujudnya berubah menjadi ikan patin.  

Jika tertarik baca cerita lengkapnya, sila klik di sini ya :)

Buku Resep (Masakan Ikan)

Sejak kecil masakan ikan jarang ada di meja makan atau tepatnya kurang beragam. Jenis ikan laut yang sering dibeli ibu seringkali sudah diasinkan. Mungkin karena aku dulu tinggal bukan di dekat laut jadi sulit buat dapat ikan segar ya. Kalau jenis ikan tawar, waktu kecil aku suka lele, bandeng, udang tambak, wader kecil-kecil yang digoreng balur tepung. Gurame kadang juga tersaji, tapi jarang. Jaman dulu kayaknya masih mahal itu. Masakan dari bandeng kebanyakan sudah bentuk presto. Hampir tak pernah makan bandeng segar.

Nah, saat sudah menikah dan tinggal di perumahan di wilayah Tangerang Selatan, macam-macam ikan laut segar bisa aku dapatkan mudah. Ada lapak penjual ikan segar di pasar-pasar kaget di tiap-tiap blok. Aku jadi sering masak ikan-ikanan, baik yang jenis ikan laut maupun ikan air tawar. Apalagi suami dan anak-anak suka.

Karena jarang makan ikan-ikanan, ragam masakan ikan pun aku jadi tak begitu paham. Tapi ya karena demi keluarga aku jadi niat belajar. Bahkan beli buku-buku resepnya. Salah satunya terbitan Demedia berjudul Aneka Masakan Ikan Nusantara dari serial Cita Rasa Nusantara. Begini penampakan sampul muka bukunya:


Dari buku itu aku sudah coba beberapa resepnya. Enak-enak semua lho. Ada 23 resep masakan dari berbagai daerah, misalnya saja dari Bengkulu, Palembang, Atjeh, Riau, Banjarmasin, Jakarta, Bali, Maluku, dll.

Jenis ikan yang digunakan ikan laut dan ikan tawar. Buku ini disusun oleh tim Dapur DeMedia yang aku tak tahu siapa saja mereka. Tapi dari jumlah buku yang tercetak - entah berapa jumlahnya tiap kali cetak, tapi buku ini sudah cetak ulang sebanyak sembilan kali - buku ini nampak sangat diminati masyarakat. Yang aku beli ini adalah cetakan ke sembilan (tahun 2009) dengan stempel Best Seller di sampul muka tertera jelas.

Aku bukan penjual buku masakan, tapi sudah pernah coba beberapa resep masakannya. Aku merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang mau masak ikan. Apalagi buat yang tahap pemula (dalam masak ikan) seperti aku yang inginnya praktis tapi bisa terjamin jadi dan enak disantap. Pas lah..:)

Minggu, 21 Oktober 2012

Pangsit Rebus


Cuaca lagi gak jelas bikin anak-anak radang, batuk dan pilek. Bingung mau kasih makan apa. Biasanya sayur plus lauk goreng-goreng. Tapi ini sebisa mungkin hindari menggoreng. Teman bilang, bikin pangsit rebus pasti nikmat tuh..Ya, kenapa tidak?

Tapi, tapi, tapi..aku kan belum pernah bikin pangsit baik yang goreng maupun yang rebus. Selama ini nunggu Pak Santo, pedagang bakmi ayam keliling. Kadang kalau beruntung, sampai depan rumah masih ada pangsit rebus. Soalnya suka bikin sedikit. Dia bilang kalau banyak nggak habis, lhah tapi kalau sedikit seringnya aku nggak kebagian. Pernah sekali tempo aku telpon dia pesen supaya disisain pangsit, eh, udah habis juga :(

Mungkin ini saatnya aku belajar bikin sendiri. Mulailah googling dan buka-buka buku resep. Ternyata macam-macam versinya. Untuk merekatkan daging ayam dan udang ada yang pakai terigu, ada yang pakai putih telur, ato maizena. Saking bingungnya aku pakai putih telur dan maizena sekalian.

Setelah nguplek di dapur - sampai mengorbankan film siang favoritku - jadi juga si pangsit rebus seperti tampilan di foto itu. Lumayan kan? Anak-anakku suka lo :)

Nah, ini resep versiku:

Bahan :
1. Campur jadi satu:
Daging ayam giling
Daging udang giling
Daun Bawang, iris halus
Bawang putih, iris, haluskan
Tepung Maizena
Putih telur
Garam
Merica
Minyak wijen

2. Sawi Cai Sim
3. Kulit pangsit
4. Kaldu ayam (bumbu: bawang putih keprek, irisan kasar daun bawang, merica, dan garam)

Cara:
1. Bungkus campuran daging giling dengan kulit pangsit (aku masih belum bisa bungkus rapi, jadi nggak bisa kasih rekomendasi, pokoknya bayangkan pangsit yang biasa dibeli aja deh :P )

Ini hasil bungkusanku - nggak rapi dan terlalu banyak isiannya :P



2. Rebus air, setelah mendidih masukkan pangsit, hingga warna berubah agak bening. Jangan terlalu lama, nanti kulitnya lembek dan lengket. Tiriskan.

Ini saat pangsit-pangsit dalam panci:



3. Panaskan kaldu ayam yang sudah dibumbui, masukkan irisan kasar  sawi Cai Sim dan pangsit sebentar saja. Angkat, hidangkan.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Wedang Sereh

Nggak sengaja pas blog walking nemu blog bagus banget. Apik dan rapih gitu menurut saya. Nama blog nya Food and Story yang punya perempuan Indonesia yang tinggal di Doha. Sepertinya pemiliknya bernama Asri - kalau tidak salah aku cuma lihat dari alamat situsnya. Dia menekuni food-photography dan beberapa kali blog nya dapat penghargaan sebagai good looking blog.

Yang aku paling suka resep wedang sereh nya. Kayaknya nikmat gitu. Apalagi fotonya juga menarik. Pas abis hujan siangnya, sore-sore aku coba bikin. Dan memang bener..nikmatnya tiada terkira..

Begini tampilan wedang serehku:


Aku tahu tampilan fotonya tidak menarik, harap maklum njepretnya cuma pakai hape. Di sebelahnya itu panci kecil bergagang yang suka buat mi instan. Ampas wedang sereh masih ada. Kelihatan kan apa bahan-bahannya?

Ini aku tuliskan lagi resepnya:

Bahan:
Sereh
Daun jeruk purut (hilangkan tulang daun dengan cara disobek untuk menghindari rasa pahit dan membuka pori agar bau daun keluar)
Jahe (mungkin lebih enak kalau dibakar, tapi aku asal cemplung aja, diiris atau bisa juga dikeprek)

Cara: Rebus hingga air tinggal dua pertiga isi semula

Minum dengan gula batu lebih enak. Tapi aku sedang tidak ada persediaan, jadi pakai gula pasir aja.

Duh, badan langsung anget, tenggorokan juga plong! Terima kasih buat pemilik blog Food and Story :)

Kamis, 18 Oktober 2012

Sup bakso daging ayam

Ternyata isian daging buat tahu isi sisa banyak. Mau beli tahu malam-malam beli dimana? Mau ke supermarket depan komplek malas banget. Temanku punya ide bikin aja bakso, bikin bulat-bulat, rebus, dan simpan di kulkas. Besok baru dimasak. Aaa..kenapa tidak?

Nah, beginilah jadinya bakso-bakso daging ayam itu, ini siap dimasukkan kulkas..


Paginya, aku tinggal belanja brokoli, makaroni, wortel, daun bawang dan seledri. Jadilah sup bakso daging ayam: 


Cocok buat makan siang anak-anak yang lagi pada batuk semua. Tidak ada goreng-menggoreng, sayur plus lauk sekalian. 


Tahu Isi

Beberapa hari lalu dapat kiriman tahu isi dari tetangga baik. Cuma empat biji sih, soale memang buat aku. Enaknya bukan main. Isinya beragam, ada yang dicampur wortel, ada yang dicampur irisan rumput laut, ada yang cuma bawang putih tok.

Aku tanya-tanya kenapa bisa seenak itu. Si tetangga bilang, tahunya home-made - maksudnya home industry gitu, bukan dibikin massal, dia pun katanya tahu betul kalau si pedagang memang yang buat si tahu. Itu hal pertama, yang, tentu saja, bikin aku maklum kenapa tahunya bisa gurih rasanya.

Yang kedua, katanya bumbunya sederhana banget. Modalnya cuma bawang putih. Lantas ya garam, merica, dan bumbu penyedap - dia bilang pakai merek Royco. Kok bisa enak? Dia cuma ketawa aja.

Ah, aku penasaran dong. Dalam hati aku pengen banget bikin, masak gitu aja nggak bisa sih?

Tapi..belum sempat beli bahan-bahannya, tahu-tahu si tetangga datang dan kasih tahu lima biji. Walah! Ini artinya aku bisa bikin 10 tahu isi - kan satu tahu isi itu setengah (potong diagonal) tahu. Lumayan banget ya..

Nah, mulailah aku berburu bahan-bahan dan mulai pula singsingkan lengan baju dan memasak. Ini jadinya:


Not bad ya? Rasanya pun enak :)

Ini resepnya (isi wortel)

Bahan-bahan:
Tahu putih, iris melintang, kerat tengahnya.
Daging ayam giling
Daun bawang, iris tipis
Wortel, parut
Putih telur
Bawang putih, iris, goreng, haluskan
Garam
Merica bubuk
Bumbu penyedap -- aku pakai kaldu bubuk vegetarian (dari jamur)

Cara membuat
1. Campur semua bahan kecuali tahu jadi satu.
2. Isikan campuran tadi ke tahu
3. Kukus hingga matang

Cara penyajian:
1. Digoreng
2. Masukkan ke dalam kuah kaldu (kaldu ayam dengan bumbu bawang putih dan irisan daun bawang).

Gampang kan?

O ya, pada bahan-bahan itu kan ada putih telur, aku tanya ke tetanggaku untuk apa kuning telurnya? Dia jawab: buat lauk mi instan.

Ooo..baiklah, aku ikuti aja apa sarannya :P

Kamis, 04 Oktober 2012

Tas Sampul

Mulai keasyikan menjahit. Sekarang bikin tas sampul. Ini sampul buku tapi sekaligus tas. Praktis buat bawa-bawa buku. Idenya dari sampul plastik buku sekolah kakak :P

Buku yang aku maksud itu Puji Syukur, ini buku doa dan nyanyian yang biasa aku bawa ke gereja saat misa di hari Minggu.

Masih seratus persen jahit tangan dengan ukuran hanya kira-kira. Apalagi meteran kain sedang entah kemana, jadi cuma narok buku di kain dan potong.

O ya, tas sampul ini memakai selembar busa tipis di dalamnya. Jadi ada tiga lapis: kain katun untuk sampul luar, kain busa untuk pelapis, kain furing untuk sampul dalam. Aku pakai benang warna kuning gonjreng buat variasi. Sengaja supaya jahitannya tampil :D

Nah,  begini hasilnya:


Sampul Luar



Sampul Dalam



Menyampul Buku



Buku dan Sampulnya



Gampang membawanya :)


Apron



Naah..pe-er ku selesai juga apronku. Meski lama tapi bahagia dan boleh bangga, soalnya 100% jahit tangan. One hundred percent hand-stich :D

Ini apron yang harusnya dikerjakan di workshop 29 September lalu di bengkel Ideku Handmade. Tapi kan gak kelar-kelar sampai melebihi batas waktu yang ditentukan. Sebagian teman dijahit mesin di sana. Jadi mereka pulang sudah bawa apron jadi. Sementara aku ngotot mau nerusin di rumah.

Dan jadi juga kok, soalnya niat dan tambah rasa penasaran. Baru kali ini beneran jahit tangan. Setelah diajari tetanggaku beberapa hari sebelumnya. Namanya tusuk tikam jejak. Aku pengen tahu seperti apa sih hasil jahitan tangan, soalnya seumur-umur aku pahamnya ya kalau jahitan itu pakai mesin jahit, kecuali kalau memang niatnya sulam-menyulam.

Ada yang bilang kalau jahit tangan lebih kuat, ah..masak sih? Makanya ini aku coba. Penasaran banget soalnya.

Eh ternyata bisa juga aku bikin apron dengan jahit tangan. Meskipun ya meskipun..ketusuk-tusuk. Namanya juga bermain jarum to? Kalau bermain api kan kebakar, main air basah, main pisau keiris..kemarin-kemarin waktu main bikin roti dan kue pakai oven ya tangan sempat melepuh kesentuh oven panas..

Begitulah saudara-saudara, selalu ada yang namanya konsekuensi logis :D

Tak perlu berpanjang kata, inilah hasilnya:


Untuk pinggirannya aku pakai tusuk sembunyi yang jaman dulu suka buat keliman rok di bagian bawah itu, seperti ini jadinya:




Biarpun lagi hasil karya ini belum rapi dan bahkan ada salah di sana sini, tapiiiii...tetep aja senang dan puas. Ternyata bisa juga lo kalau niat..bahkan mulai merasakan keasyikannya :)

*tengok kanan kiri nyari perca-perca, mau bikin apalagi ya?*



Senin, 01 Oktober 2012

Menjahit (Lagi)

Ini ketrampilan lama. Masa lalu lah..tapi kok sekarang muncul lagi. Makin lama hasrat menjahit makin kuat. Apalagi di sana sini banyak para crafter yang ngadain workshop. Dan jadilah aku sekarang menjahit lagi.

Workshop pertama yang aku ikuti di bengkel Ideku Handmade milik Marta Puri Natasande Juli lalu.  Biar santai, Puri menamakan workshopnya: Girls Day Out (GDO). Waktu itu bikin sarung bantal. Lantas Sabtu lalu, 29 September, ikut lagi.  Bikin apron.

Aku menemukan asyiknya menjahit lagi.

Ini foto waktu aku ikut workshop bikin sarung bantal Juli lalu. Aku ambil dari report GDO bulan Juli di blog nya Ideku Handmade:



Hasilnya seperti ini:




Kalau yang Sabtu kemarin bikin apron, ini foto aku sama Puri:


Apron itu belum jadi lo, masih banyak jarum pentul nya. Soalnya keburu sore, jadi aku bawa pulang buat pe-er di rumah. Tapi kok sampai ini ditulis belum jadi ya..:(

Kemarin di mal gak sengaja ketemu teman yang juga suka ketrampilan. Ia cerita suka segala ketrampilan yang berkaitan sama jarum - entah merajut, merenda, kristik, menyulam, menjahit - memang kita biasanya tak bisa cuma di satu hal saja. Kadang terjadi "perselingkuhan." Misalnya jika sedang bosan merajut, pindah ke merenda. Jika jenuh merenda, pindah ke kristik..begitu seterusnya.

Aaa..jadi aku paham. Mungkin fenomena itu yang sedang melanda diriku saat ini (xixixixi..) sebelumnya aku tekuni merenda, tapi kok jenuh, dan sekarang selingkuh ke jahit-menjahit.

Tapi barangkali juga selingkuhnya terlalu jauh, karena aku sebelumnya belajar bikin kue lantas berhenti karena gak ada asisten yang jaga anak. Kalau bikin kue gak bisa disambi ngasuh anak, tapi kalau merenda atau menjahit bisa karena cukup duduk di sebelahnya dan si anak bisa main sendiri.

Seperti kata orang, makin belajar, bukannya makin pintar tapi merasa makin bodoh. Itulah yang terjadi. Menjahit nampaknya gampang, tapi begitu ditekuni benar, ternyata susah. Merasa diri sok tahu dan sok pintar.

Waktu workshop di Idekuhandmade kemarin misalnya, aku lihat tempat tusukan jarum lucu. Bikin sendiri katanya. Alasnya dibuat dari tutup botol Aqua. Sepertinya gampang.

Aku coba sendiri di rumah ah. Kebetulan ada tutup botol Mizone. Lebih besar dari tutup botol Aqua. Barangkali lebih mudah. Daaan..nyatanya tak gampang. Bikinanku gak rapi.

Seperti ini jadinya:


Ia sekarang bersanding sama tempat jarumku yang lama yang aku beli duluu sekali di Singapura. Ya beda memang..satu bikinan amatir satunya lagi rapi jali..


Ya gak papa lah, yang penting sudah mulai berusaha. Sudah ada wujudnya. Dan berfungsi pula. Practise makes perfect to? Seperti waktu aku memulai bikin kue dulu, salah-salah mulu, ada aja yang keliru..eh, lama-lama bisa jadi juga dan enak dimakan, bahkan bisa dijual.

Manatahu ketrampilan yang satu ini begitu juga? :D




Senin, 24 September 2012

Sate Ayam H. Ishak, Pasar Lama-Tangerang

Sudah lama dengar kabar kalau kuliner malam di Tangerang nikmat. Tapi selama ini belum pernah coba, padahal jarak dari rumah tak terlalu jauh. Meski tinggal di Serpong tapi lewat kota Tangerang kalau pergi-ke dan pulang-dari bandara.

Kali ini kebetulan pas pulang dari tugas luar kota. Keluar bandara sudah malam, perut keroncongan, suami sms katanya di rumah nggak ada makanan, lebih baik beli makan dulu.

Bingung juga, aku tanya-tanya ke sopir yang jemput. Dia orang Tangerang asli, pasti tahu. Betul juga, ia tunjukkan Pasar Lama. Ia bilang kalau malam hari banyak makanan dan ramai.

Aku minta sopir mampir dulu, aku ajak aja sekalian dia makan malam. Pilihannya ke gerobag sate ayam H. Ishak di Jl. Kisamaun, Pasar Lama, Tangerang. Lokasinya dekat kantor BCA dan di sebelahnya ada tukang jual bunga.

Memang cuma satu gerobag sate, tapi ramai bukan main. Ada bangku-bangku untuk duduk para pelanggan di selasar trotoar. Ada juga pelanggan yang memilih menikmati sate di dalam mobil.

Aku sendiri keluar, duduk di bangku bersama Pak Edi, sopir. Kami menikmati suasana di luar sambil ngobrol ringan. Banyak sekali orang lalu lalang berkendara, entah naik mobil, entah naik motor. Padahal ini bukan akhir minggu.

Seporsi sate harganya 12ribu rupiah. Mantap banget isinya. Barangkali karena kelaparan, sate langsung aku lahap habis. Dagingnya empuk banget. Matang merata. Bumbunya juga pas. Pokoke kalo aku pak Bondan akan aku bilang: mak nyusssss!

Ini foto-foto yang aku ambil malam itu:



Sabtu, 22 September 2012

Udang Asam Manis


Anak-anak suka udang. Tapi bosan kalau digoreng tepung terus. Kali ini mau coba bikin lain. Tapi tetep gak mau yang ribet. Kepikiran udang asam manis, dan mulailah blog walking.

Jalan sana-jalan sini. Tengok sana tengok sini. Jadilah pilihan pada resep udang asam manis yang diposting di blog Ambrosia. Ini bukan resep asli pemilik blog, melainkan dari Buku A la Kaki Lima dari Primarasa. Di blog nya dimuat juga cover buku resep ini.

Bener lo, seperti yang ditulis di blog Ambrosia itu, "gampang dibuatnya, enak juga"

Ini resep praktis banget. Cara seperti ini cocok buat aku. O ya, aku nggak niru persis ya, aku bikin sesuai dengan bahan-bahan yang ada di rumah. Tapi usahakan pakai air jeruk lemon, bukan jeruk nipis, rasanya lebih nyusss..

Berikut copy paste resep plus modifikasi dari aku:

Udang Asam Manis

Bahan:
1 kg (18-20 ekor) udang besar ---- aku udang peci setengah kilo
1/2 sdt garam ---- aku nggak pake, udang aku lumuri air jeruk lemon aja
200 gram margarin ---- aku kira-kira aja dan pake Blue Band
2 cm jahe, cincang
2 batang daun bawang, iris 2 cm ---- aku iris serong biar cantik
1-2 sdt tepung kanji, larutkan dalam 100 ml air --- aku nggak pakai
bawang putih --- aku pakai bawang bombay dan bawang putih.

Saus: campur jadi satu
125 ml saus tomat botolan ---- aku pakai merek ABC
1sdm kecap asin ---- nggak punya, aku ganti kecap ikan secukupnya
2 sdm kecap manis
1 sdm air jeruk lemon

Cara:
1. Bersihkan udang, belah punggungnya, keluarkan urat hitamnya. Biarkan kulit kepala dan ekor. Lumuri udang dengan garam, sisihkan sebentar. ---- aku cuma pakai ekornya aja, kepala dibuang dan hanya dilumuri air jeruk lemon.  

2. Panaskan margarin dalam wajan, masukkan udang, goreng hingga berwarna merah, angkat, tiriskan.

3. Panaskan kembali 5 sdm margarin bekas menggoreng udang, tumis bawang putih (aku tambah  irisan bawang bombay) dan jahe sampai harum. Masukkan campuran saus dan daun bawang, aduk.

4. Masukkan udang goreng, aduk. Tambahkan larutan tepung kanji, aduk hingga mengental, angkat (aku nggak pakai larutan tepung kanji, menurutku campuran saus sudah cukup kental)

5. Hidangkan selagi panas.

Uenak banget, apalagi kalau nasinya anget dan empuk :D




Kamis, 20 September 2012

Emping Garut



Ada yang tahu emping garut? Maksudnya bukan emping yang berasal dari kota Garut, Jawa Barat, tapi emping yang berasal dari akar tanaman garut.

Rasanya gurih dan ada rasa getar khas ubi garut.

Aku lebih mengenal kata "garut" sebagai tanaman ketimbang nama kota. Di kebun kakekku di Kelor, Wonosari banyak ditemui tanaman garut. Waktu kecil, garut diolah dengan cara dikukus atau dibakar saja. Ada rasa manis, gurih, getar, dan kalau menggigit ada bunyi kreyot..kreyot..

Menurut wikipedia, garut (maranta arundinaceae) adalah sejenis tumbuhan berbentuk terna (berbatang lunak tidak membentuk kayu) yang menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Garut tidak pernah menjadi sumber pangan pokok namun ia kerap ditanam di pekarangan di pedesaan sebagai cadangan pangan dalam musim paceklik atau masa sulit.

Ini aku copy paste foto tanamannya dari wikipedia:



Emping garut yang aku pasang fotonya itu aku dapat saat ada acara Festival Desa 24 Maret lalu di Ragunan. Sudah lama sih, malah sudah habis sekarang. Ini emping garut produksi Kitaboga.

Di situsnya, Kitaboga mendefinisikan diri sebagai warung yang berkegiatan menyediakan produk pangan lokal hasil bumi sendiri. Kitaboga dikerjakan oleh kelompok-kelompok tani mandiri, bermodalkan tekad untuk maju. Proses pengelolaan lahannya dengan cara alami atau "ramah lingkungan", begitu katanya. Menurut mereka, perlakukan seperti itu akan menghasilkan produk yang sehat, aman dan bermartabat.

Keren ya? 

Aku suka dengan istilah "bermartabat" itu. Menurut pemahamanku itu artinya kita sebagai manusia yang dikaruniai akal budi tahu seharusnya tahu bagaimana menghormati bumi yang sudah memberi banyak pada kita. Pengolahan secara alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia akan melanggengkan produksi nutrisi bagi tanah. Bumi pun jadi sehat, dan kalau bumi sehat tentunya manusia pun sehat.

Itu salah satu alasanku beli emping garut ini, di samping juga karena aku kangen aja dengan rasa garut.

Selasa, 18 September 2012

Buras



Ini buras. Masakan khas Sulawesi Selatan. Aku beli di lapak makanan di pasar kaget dekat rumah.  Harganya murah, cuma duaribu perak dapat dua bungkus buras plus bumbunya. Mungkin ada orang dari Sulawesi Selatan yang tinggal di sekitar rumah, jadi dia nitip jualan di lapak itu.

Buras ini enak banget buat sarapan pagi. Pas buat perutku, sedikit tapi mengenyangkan. Rasanya gurih banget, terus bumbunya gurih dan manis. Gak tahu apa ya bahan-bahannya, yang jelas kalau buras nya sendiri pasti dari beras.

Kalau di warung coto makassar, biasanya buras dipakai sebagai pengganti nasi. Ah, jadi ingat warung coto makassar di jalan Ampera Jakarta Selatan..hmm..pengen ke sana.

Udah dulu postingnya, cuma mau pamer kalau beli buras yang enak :)




Crispy Fish and Chips


Ini fish and chips pertama-ku. Enak lho, si kakak dan si dede suka.

Si kakak suka sekali fish and chips. Setiap kali makan di luar dia biasanya minta menu itu. Sepiring besar habis sendiri. Aku pikir, kenapa nggak coba bikin sendiri di rumah? Di pasar kaget dekat rumah tiap hari ada penjual ikan segar, resep tinggal googling aja di internet. Yang kurang cuma kemauan ibunya he..he..

Tapi kali ini, mood itu datang. Sebenarnya niatnya mau bikin sup ikan. Gampang, tinggal cemplung-cemplung masaknya pun nggak pakai lama. Tapi di pasar lagi sepi ikan. Masak cuma jual empat macam ikan, itu pun yang tertinggal satu ekor tongkol besar sama ikan ekor kuning. Gak ada pilihan lain. Pas lagi di sana ada ibu-ibu minta ikannya di fillet. Mau digoreng tepung katanya.

Nah, ide bikin fish and chips itu muncul.

Aku beli satu ekor ikan ekor kuning sekitar 300 gram beratnya. Ini ikan memang ekornya kuning. Seperti ini gambarnya, aku copy paste dari situs ini soalnya kemarin nggak sempat foto utuh, aku kan minta penjualnya fillet dan potong-potong. Di situs itu disebutkan kalau ini jenis ikan (laut) bersisik yang berdaging lunak.




Kalau menurut aturan resep fish and chips, biasanya ikan yang diolah adalah jenis ikan kakap atau ikan dory. Tapi aku coba aja.

Banyak sekali pilihan resep fish and chips di internet, tapi pilihanku jatuh pada resep Odilia Winneke di detikfood. Bukan saja karena Odilia pakar masakan, tapi juga karena aku kenal baik dengan mama-nya, dengan Odilia sendiri enggak, soalnya dia sibuk dan jarang di rumah.

Nah, ini resepnya, dengan modifikasi bahan-bahan sesuai yang ada saja:

Bahan: 
300 g fillet kakap/ikan dory, potong 3x5 cm --- aku pakai ikan ekor kuning
1 sdm air jeruk lemon
1 siung bawang putih, parut
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam


Lapisan:
50 g tepung terigu
2 putih telur ayam, kocok hingga berbuih
150 g tepung panir kasar ---- aku pakai tepung panir mamasuka
minyak goreng


Saus: ---- nggak punya mayones, jadi pakai saus tomat aja
100 ml mayones
1 sdt acar timun, cincang
1 sdm air jeruk lemon
½ sdt merica bubuk
½ sdt garam

Cara membuat:

  • Lumuri potongan ikan dengan air jeruk, bawang, merica dan garam.
  • Taburi dengan tepung terigu hingga rata.
  • Celupkan ke dalam putih telur.
  • Lapisi dengan tepung panir. Sisihkan hingga agak kering.
  • Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kering. Tiriskan.
  • Saus:Aduk semua bahan saus hingga rata 
  • Sajikan ikan dengan Saus dan French Fries ---- nggak ada french fries, pakai kentang tes dipotong-potong dan digoreng


Sila coba ya, asli enak banget! Crispy di luar, lembut banget di dalam :)

Selasa, 11 September 2012

Kemasan Ontbijtkoek



Kadang ada saja yang pesan kue Ontbijtkoek. Meski tidak tiap hari tapi aku terima saja. Karena ini kue yang sederhana dan ringan, kemasannya pun aku coba buat yang menarik tapi sederhana.

Begini kemasan yang aku buat untuk para pemesan. Pita besar yang mengikat badan kue itu bukan sekadar hiasan tapi punya fungsi untuk mengangkat kue. Jadi tidak perlu membongkar kardus terlebih dahulu. Jika kue diangkat begitu saja dari kardus juga ada kemungkinan kue rusak.

Tampil cantik kan? O ya, kapulaga itu merek dagangku.


Air Mancur BSD Square



Kami tinggal di Tangerang Selatang, dekat perumahan BSD. Sebelas tahun lalu saat kami baru menetap, belum seramai sekarang. Satu-satunya tempat belanja yang "agak berkelas" ya Plaza BSD. Sekarang? Wah, kami dikelilingi banyak mal dan tempat belanja.

Tapi ada satu yang unik. Relatif baru dan sepi. Namanya BSD Square. Aku suka ke sana terutama karena ada JCo - warung donat dengan jaringan internet yang cepet. Kalau ke sana bisa kerja lama sambil minum kopi atau teh dan makan donat. Ada juga tempat untuk makan seperti Bumbu Desa, Solaria, KFC, dll. 

Yang bikin aku suka adalah air mancur nya. Ini air mancur yang muncul berkala, di papan informasinya ada tulisan kalau air baru keluar pada jam 12 siang ke atas. Itupun ada jam-jamnya. Menurutku sekitar 10 atau 15 menit sekali. 

Kalau sore hingga petang hari air mancurnya bakal jadi warna-warni karena diterangi lampu warna-warni pula dari pangkalnya. Di sekitar air mancur ada meja dan kursi, jadi kita bisa duduk-duduk di sana sambil memandang air yang muncrat. 


Ini hiburan sederhana tapi asyik. Rekreasi murah meriah :)



Senin, 10 September 2012

Kakak Memasak

Bintang, si sulung - kami memanggilnya "kakak" -  sudah kelas 4 sekarang. Umurnya 9 tahun jalan 10. Dia sedang belajar mandiri. Ditambah dengan rasa ingin tahu untuk mencoba ini dan itu, tugasku jadi lebih mudah. Hanya memberitahu caranya dan mendampingi saat dia mencoba sesuatu.

Akhir-akhir ini dia suka bikin lauk sendiri. Paling sering goreng telur, didadar, diceplok, atau dibikin orak-arik pakai kecap. Kadang dia goreng sosis atau goreng daging ham. Semuanya pakai mentega, ia bilang biar lebih mantap rasanya.

Saat dia lihat aku bikin nasi goreng, ia minta lain waktu minta diajarin. Boleh, kataku.

Satu hari minggu, aku lihat ada sisa nasi di dapur dan kami semua belum sarapan pagi. Ah, kenapa tak suruh si kakak aja bikin?

Dan jadilah. Aku ajarin cara kupas bawang dan iris sekalian. Lantas cara menggoreng nasinya. Kakak nampak menikmati. Garam ditabur. Menyusul kemudian bubuk kaldu vegetarian yang terbuat dari jamur. Terakhir beri kecap.



Nah, selesai sudah. Lauknya cukup irisan telur dadar dan krupuk putih. Kami pun sarapan bersama.

Terima kasih kakak :)

Minggu, 09 September 2012

Petik Mangga

Akhirnya setelah menunggu sekian tahun - tepatnya berapa aku lupa, mungkin tiga atau empat tahun lalu - kami bisa juga petik mangga.

Ini jenis mangga okyong. Asalnya dari Thailand, tapi aku beli bibitnya dari penjual tanaman di kampung dekat rumah. Waktu beli tingginya sekitar satu meter. Sekarang sudah sekitar lima meter. Pernah berbuah, tapi begitu kena angin, rontok. Berbuah lagi, rontok lagi, begitu terus.

Jadi satu kali saat lihat ada bunga mangga di salah satu pucuk ranting, kami biasa-biasa aja. Paling juga seperti dulu lagi. Eh, tapi ternyata kali ini beda. Mulanya ada tiga yang jadi buah. Tapi dua rontok ketika ada angin kencang. Tinggal satu. Ah, apa peduli kami? Paling juga nanti ilang sendiri.

Tapiii...nasib sedang baik. Mungkin si mangga beri kesempatan pada kami buat mencicipi buahnya. Buah yagn tinggal satu-satunya itu tak juga kunjung rontok. Ia membesar dengan sendirinya. Bahkan sampai masak pohon.

Sepulang sekolah, Bintang, si sulung, pinjam tangga tetangga. Ia panjat tangga dan petik sendiri buahnya..Lega juga, akhirnya bisa petik mangga sendiri :D



Cuma satu, tapi hebohnya bukan main. Aku ambil kamera, jepret sana jepret sini..hi..hi.baru satu aja udah ramai, apalagi kalau pohonnya berbuah lebat ya?

Mangga yang baru dipetik disayang-sayang. Kapan kupasnya, bu? tanya Bintang. Nanti..! Tunggu ayah pulang, jawabku.

Sampai malam si ayah nggak pulang-pulang. Akhirnya aku kupas masukin kulkas. Baunya harum banget, bijinya itu lo yang ajaib, tipiiiiisss banget. Rasanya juga maniiiisss banget. Bintang nyobain tapi dia nggak mau. Ih, kemanisan! teriaknya.

Ya udah, aku masukin kulkas lagi. Pas ayahnya pulang, aku suruh nyobain. Komentarnya sama, kemanisan katanya. Laah..ya udah, akhirnya si mangga masuk perutku semua. Kalau aku sih suka, enak rasanya.

Sayang nggak sempat foto daging buahnya. Lain kali deh, aku foto kalau petik lagi. Semoga yang berikutnya buahnya lebat :)


Setup Jambu

Aku bertemu kawan lama di fesbuk. Setelah ngobrol sana-sini, ia mengingatkan kenangan akan seorang kawan lain, sahabat kami. Ia ingat di halaman rumah kawan kami itu tumbuh pohon jambu biji merah. Setiap kali berbuah panenan sangat banyak. Dimakan tiap hari pun tak pernah habis. Ibu nya punya ide, dibikin setup jambu. Setiap ada yang bertamu di rumahnya suguhan minumannya selalu sama: setup jambu. Kadang disajikan hangat, kadang dingin.

Kami tertawa mengenang masa itu.

Tapi, eh, aku jadi kepengin mencicip lagi setup jambu itu. Jaman dulu ibuku pun sering bikin. Nggak cuma jambu yang dibikin setup. Kadang buah nanas yang dipotong-potong. Jika pas campuran gulanya, rasanya akan nikmat sekali.

Menurutku tidak ada aturan baku soal berapa gram gula yang diperlukan, karena kematangan buah juga beragam. Kalau dapat yang masih mengkal ya gulanya agak banyak karena akan masam rasanya. Jika buah sudah masak, gula hanya perlu secukupnya saja. Kalau tidak, akan eneg rasanya.

Pada pokoknya, setup adalah salah satu cara mengawetkan buah. Buah yang bisa dibikin setup macam-macam, selain jambu dan nanas yang aku sebut tadi, bisa juga salak, apel, bahkan ada yang bikin setup pisang kepok.

Cara masaknya sederhana: buah (yang sudah dipotong-potong) direbus dengan gula pasir, kayu manis, dan cengkeh hingga mendidih. Itu saja. Penyajiannya bisa hangat bisa dingin. Gampang kan?

Foto yang aku pasang ini adalah setup jambu biji merah. Rasanya? Wow, nikmat sekali, benar-benar membangkitkan kenangan masa lalu :)



O ya, aku pikir-pikir istilah "setup" itu agak aneh ya. Darimana asal katanya aku tak tahu, barangkali ada yang tahu? Sila tinggal komen di bawah ya, soalnya aku sudah googling dan tidak juga ketemu.

Ke Pasar Cipadu

Kakak datang dari Cilacap, ia ajak anak, isteri dan ibu mertuanya ke rumah. Tujuan utamanya: menghabiskan waktu libur sekolah anak tunggalnya. Tujuan sampingannya, kulakan buat dijual lagi di Cilacap.

Kakak ipar pandai berdagang. Ia menjual baju, kaos, mukena, dan kain. Biasanya ia kulakan di Tanah Abang. Kali ini ia dapat bisikan dari temannya supaya ke Pasar Cipadu. Ia minta aku yang antar. Kata temannya lokasinya tak jauh dari Serpong. 

Aku bengong saat ditanya soal Pasar Cipadu. Belum pernah sekalipun dengar nama itu. Sembilan tahun tinggal di Jakarta plus sebelas tahun menetap di Serpong baru kali ini dengar nama Cipadu. 

Akhirnya coba googling. Ada. Tapi tak satupun yang menyebut detil cara ke sana. Hanya saja disebut Cipadu itu di Kreo, kalau dari BSD lewat tol keluar Bintaro. Tapi mana saja jalan yang harus dilewati tak jelas benar. 

Terlintas ada saudara yang tinggal di Bintaro, aku coba telpon dia. Dan, ternyata dia hapal benar. Nah, ini aku tuliskan di sini, siapa tahu ada juga yang googling dan punya nasib sama seperti aku. 

Dari BSD, masuk tol BSD keluar Bintaro (Ulujami), lantas ke kiri (jangan ambil yang ke Bintaro Jaya), lurus ketemu perempatan Sektor 4 lantas ke kanan nanti ketemu pertigaan Pondok Betung, kemudian ke kiri (arah Pondok Aren) lurus lagi melewati POM Bensin (di sebelah kiri jalan) kemudian ada pertigaan ambil kanan, lurus lagi melewati Perumahan PJMI (sebelah kiri) terus ikuti jalan (yang agak berkelok-kelok) dan sampailah Pasar Cipadu.

Pasar Cipadu terkenal sebagai sentra kain dan sprei. Tapi ada juga yang menjual kebutuhan jahit menjahit dan menjual baju-baju. Nah, ini kilasannya, aku jepret pake hape.   

Ini salah satu sudut toko yang menjual renda-renda dan pita, cantik-cantik motif dan rupanya:

:

Ini kakak sedang di salah satu deretan toko kain:   


Ini suasana di dalam toko, penuh gulungan kain, cuma ada satu lorong pas buat pembeli, kalau berselisih jalan pasti senggolan: 


Yang ini display toko yang menjual kain-kain kaos, bagus-bagus warnanya, gonjreng-gonjreng dan cara jualnya kayak jualan apa gitu..aneh aja liatnya :)


Nah, dua di bawah ini toko yang menjual baju-baju muslim, ada mukena, sajadah, syal, kerudung, macam-macam. Cantik-cantik, makanya aku suka liat perempuan berkerudung sekarang makin modis aja penampilannya.



Rasanya waktu seharian tak cukup lo, ada aja yang pengen dilihat. Betah banget. Rencananya cuma sampai siang, eh, malah sampai sore. Jadual nonton bioskop sama anak-anak jadi tertunda. 

Kakak kulakan macam-macam kain dan mukena. Aku sendiri beli bantal cinta kecil, sprei Ben10 buat kakak dan sprei bergambar denah lengkap dengan mobil dan rumah-rumah kecil warna oranye buat si dede. 

Janji, lain kali aku ke Pasar Cipadu lagi :)

Sabtu, 08 September 2012

Empat Tahun Putri

Harusnya aku posting sebulan lalu. Ini kue ulang tahun Putri yang ketiga yang aku buat sendiri. Mulanya agak bingung mau putuskan tema kue nya apa.

Putri hobi nonton teve, sulit menentukan tokoh animasi apa yang ia suka. Setelah diskusi kecil sama bapaknya, akhirnya Dora yang terpilih. Edible nya aku pesan dari mbak Vita, pemilik blog Dapurnya Vita

Nah, ini dia kuenya. Black forest dengan penutup edible image Dora. Sederhana saja, tapi bisa bikin anakku senang. Terima kasih, mba Vita :) 


Dan ini kilasan pesta kecil di rumah kami :)



Kakak bantu menyalakan lilin dan potong kue, Putri pun coba potong sendiri kuenya tapi masih juga kesulitan, Akhirnya ibunya turun tangan, dan ia pun melahap kue Doranya..yummy cake bu :D


Selamat ulang tahun, nak :)

Minggu, 02 September 2012

Kembali Blogging

Duh, lama sekali tak posting sesuatu. Menunda-nunda sih, jadinya tertunda beneran; bahkan sampai hampir satu tahun. Time really flies, saudara-saudara.

Apa saja yang aku lakukan? Banyak. Tapi masih seputar memasak, menulis, berkebun, dan prakarya. Satu tahun terakhir juga banyak perjalanan keluar kota aku lakukan; bahkan keluar pulau. Mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi. Masuk ke pelosok desa.

Sungguh luar biasa cantiknya Indonesia. Ini aku posting beberapa foto saat di pantai Senggigi. Di siang menjelang sore itu kami menyusuri pantai menanti sunset tiba. Secangkir kopi Lombok yang nikmat menemani saat aku duduk di salah satu warung di sana.

Aku kira ini dulu untuk memulai posting. Semoga jadi rajin posting lagi..salam :)