Senin, 21 Mei 2007
Kantor libur dari tanggal 17-20 Mei. Empat hari. Lumayan, aku bisa berlama-lama sama anakku. Karena dia cuma libur di tanggal 17, aku bisa nunggu dan nganter sekolah Jumat-Sabtu nya. Aku kembali gabung dengan komunitas para penunggu anak sekolah. Komunitas ini terdiri dari empat kelompok:
1) Kelompok bapak-bapak. Mereka biasanya bergerombol di bawah pohon mangga dekat motor mereka diparkir. Jumlahnya sekitar 5 orang. Entah apa kerja mereka dan dimana isteri mereka. Mungkin mereka memang bapak rumah tangga yang sekarang lagi tren, ato mungkin mereka kerjanya malam, ato mungkin kerja swasta alias srabutan jadi punya waktu buat nunggu anak sekolah.
2) Kelompok mbak-mbak dan suster-suster. Mereka kelompok terbanyak ada sekitar 10, umurnya sekitar belasan tahun. Gaya mereka berpakaian macam-macam. Ada yang bersahaja gaya pakaiannya, ada yang norak, tapi ada juga yang modis sehingga nggak mirip mbak-mbak. Kalo suster ya formal, dengan baju seragam suster. Putih-putih dengan bordir yayasan yang menunjukkan asal yayasan mereka. Para mbak dan suster ini rata-rata ber-hape, sehingga perbincangan antar mereka juga bisa saja ke soal gadget terbaru (ini berdasar bocoran dari susterku).
3) Kelompok ibu-ibu yang anaknya sekolah TK.
4) Kelompok ibu-ibu yang anaknya sekolah KB. Aku termasuk kelompok ini. Jumlahnya tak banyak, cuma 5 orang.
Antara kelompok 3 dan 4 biasanya saling kenal, kami juga bisa ngobrol bareng kalo pas duduknya berdekatan. Tapi biasanya kelompok 3 di dalam rumah tunggu (meski sama juga dengan kelompok 2 tapi mereka terpisah), sementara kelompok 4 memilih di bangku di bawah pohon.
Rutinitas kami adalah sebagai berikut: sesudah bel kami akan menunggu anak baris sebelum masuk kelas, kemudian kami sarapan. Pilihannya tak banyak. Kalo gak siomay, nasi uduk, ya warung mi Jamal. Yang terakhir ini yang paling sering. Aku sendiri ketagihan mi ayamnya uenak banget, juga pangsitnya renyah. Plus sambel cap jempol yang bikin kuah jadi asoi. Biasanya kami cuma pesan setengah porsi, cukup untuk sarapan.
Topik perbincangan kami macam-macam, dari ngomongin orang, curhat soal rumah tangga, soal anak, soal pelajaran sekolah, soal ngelahirin anak, proses hamil, dan juga soal sex. Jangan salah, ibu-ibu ini kalo ngomong soal sex waduh, luar biasa mereka. Apalagi kalo ngomongin soal bagaimana mereka berhubungan dengan suami. Sehabis itu biasanya kami bisa ketawa ngakak, karena masing-masing nyeletuk dengan istilah lucu-lucu.
Meski waktu ketemu cuma sebentar, tapi bagi kami ini komunitas terbaik untuk ngurangin stres. Aku juga memanfaatkan komunitas ini untuk berbagi cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar