Senin, 10 September 2007

Macet

11 September 2007

Sudah beberapa hari ini Jakarta macet bukan main. Ada proyek dimana-mana. Subway lah, monorail lah..Kalau pagi saya kena macet di Pondok Indah terus hingga arteri, simprug. Meski saya naik bis feeder, tapi jengkel juga liat lalu lintas yang padat merayap dan tersendat. Di petang hari, jika saya jadi 'sopir tembak' (nyupirin mobil tetangga yang kantornya kebetulan berdekatan dengan kantor saya) aduh...kaki ini pegel bukan main. Macet mulai dari Jl. Budi Kemuliaan sampai tol kebon jeruk. Plus sekarang lagi tren ngantri menjelang pintu tol. Lega sebentar, ketika belok arah BSD kena macet lagi di Gading Serpong. Mobil Toyota Yaris milik tetangga saya ini meskipun tongkrongannya oke, tapi pedal koplingnya keras. Hadoh..kaki ini melintir sampai ke pinggul.

Kalau saya mau memilih, ya naik KRL paling enak, karena nggak kena macet. Cuman kalo pas apes ya jadual molor sampai lama, terus berenti di beberapa stasiun ngantri rel. Apes lagi kalo gak dapet tempat duduk di kereta. Naik KRL terbatas jamnya. Paling akhir jam 18.30. Jika keluar kantor saja jam segitu udah pasti saya harus naik feeder. Buat menuju ke point feeder saya harus naik busway dulu (yang sekarang makin berdesakan) atau naik taksi (yang pastinya ongkosnya harus lebih).

So, hari ini saya memilih untuk memenuhi undangan meeting di kantor Departemen Pemerintah di kawasan Jakarta Timur ketimbang harus bertemu di kantor saya yang terletak di Menteng. Saya naik bis AC yang melintas di depan kompleks sampai UKI. Mulus dan nggak kena macet. Waktu tempuh cuma setengah jam. Dari UKI saya naik angkot 2000 perak, nggak sampai 10 menit sampailah saya.

Ternyata meeting cuma sebentar karena materi juga harus di fotokopi. Sebelumnya saya pikir saya akan langsung balik rumah, namun saya berubah pikiran. Saya ke terminal Kampung Melayu terus naik bis kopaja 502 sampai di belakang kantor. Praktis ternyata.

Sekarang saya memikirkan pulangnya nanti. Mau naik apa ya? Yang pasti saya akan memberikan beberapa alasan jika tetangga saya meminta saya jadi sopir tembak. Istirahat dulu lah. Kaki ini masih pegal. Alasan lain kalau nyupir saya tidak bisa membaca, padahal saya lagi mood buat baca buku akhir-akhir ini. Sekarang saya sedang nafsu baca Hercule Poirot, suami juga baru beli 6 buku baru kemarin karena Gramedia baru buka di Sumarecon dan promosi diskon 30%.

Saya sedang berpikir untuk mencoba KRL AC Ekonomi Ciujung dari stasiun Tanah Abang nanti sore. Selama ini saya menghindari stasiun Tanah Abang karena rasanya tidak aman di sana. Jadi saya lebih memilih ke stasiun Sudirman yang rasanya lebih 'beradab dan manusiawi'. Jika nanti saya tidak berubah pikiran, akan saya ceritakan pengalaman saya di posting blog besok.

Salam commuter!

Tidak ada komentar: