Akhirnya setelah menunggu sekian tahun - tepatnya berapa aku lupa, mungkin tiga atau empat tahun lalu - kami bisa juga petik mangga.
Ini jenis mangga okyong. Asalnya dari Thailand, tapi aku beli bibitnya dari penjual tanaman di kampung dekat rumah. Waktu beli tingginya sekitar satu meter. Sekarang sudah sekitar lima meter. Pernah berbuah, tapi begitu kena angin, rontok. Berbuah lagi, rontok lagi, begitu terus.
Jadi satu kali saat lihat ada bunga mangga di salah satu pucuk ranting, kami biasa-biasa aja. Paling juga seperti dulu lagi. Eh, tapi ternyata kali ini beda. Mulanya ada tiga yang jadi buah. Tapi dua rontok ketika ada angin kencang. Tinggal satu. Ah, apa peduli kami? Paling juga nanti ilang sendiri.
Tapiii...nasib sedang baik. Mungkin si mangga beri kesempatan pada kami buat mencicipi buahnya. Buah yagn tinggal satu-satunya itu tak juga kunjung rontok. Ia membesar dengan sendirinya. Bahkan sampai masak pohon.
Sepulang sekolah, Bintang, si sulung, pinjam tangga tetangga. Ia panjat tangga dan petik sendiri buahnya..Lega juga, akhirnya bisa petik mangga sendiri :D
Cuma satu, tapi hebohnya bukan main. Aku ambil kamera, jepret sana jepret sini..hi..hi.baru satu aja udah ramai, apalagi kalau pohonnya berbuah lebat ya?
Mangga yang baru dipetik disayang-sayang. Kapan kupasnya, bu? tanya Bintang. Nanti..! Tunggu ayah pulang, jawabku.
Sampai malam si ayah nggak pulang-pulang. Akhirnya aku kupas masukin kulkas. Baunya harum banget, bijinya itu lo yang ajaib, tipiiiiisss banget. Rasanya juga maniiiisss banget. Bintang nyobain tapi dia nggak mau. Ih, kemanisan! teriaknya.
Ya udah, aku masukin kulkas lagi. Pas ayahnya pulang, aku suruh nyobain. Komentarnya sama, kemanisan katanya. Laah..ya udah, akhirnya si mangga masuk perutku semua. Kalau aku sih suka, enak rasanya.
Sayang nggak sempat foto daging buahnya. Lain kali deh, aku foto kalau petik lagi. Semoga yang berikutnya buahnya lebat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar