22 Mei 2009
Saya produk lama. Angkatan 60-an. Saya hasil didikan generasi 30-40an. Kedua orang tua saya lahir tahun 1934. Guru-guru yang mendidik saya lebih muda dari kedua orang tua saya. Saya kira mereka lahir sekitar tahun 40-50an. Masih ada plusnya. Mayoritas pendidikan saya nikmati di sekolah Katholik yang notabene disiplin. Apa artinya kedua fakta itu?
Begini, akhir-akhir ini saya suka jengkel. Asisten domestik saya, suster dan mbak cuci gosok suka bikin gemes. Saya rasa mereka boros soal penggunaan sabun, obat pel, listrik, air, odol, dll. Juga tak paham detil. Kalau bekerja saya lihat masih ada yang terlewat. Hal seperti ini bukan terjadi sekali ini. Semenjak berumah-tangga, saya beberapa kali memiliki asisten domestik. Jaraaaang sekali yang punya perilaku hemat, tertib, dan detil dalam bekerja.
Nah, di sini saya mau tulis beberapa hal yang kelihatan remeh tapi perlu diperhatikan, yang merupakan hasil didikan generasi tua yang saya sebut tadi:
1. Mencuci pisau dapur (ini berlaku untuk pisau yang terbuat dari besi, bukan stainless)
Pisau yang terbuat dari besi tempa yang ditipiskan biasanya akan berkarat jika habis dicuci. Jika pisau berkarat akan mudah tumpul, lagipula pisau berkarat tidak bisa segera digunakan. Nah, caranya selesai mencuci pisau, segera lap atau keringkan badan pisau. Akan lebih baik lagi jika diolesi minyak goreng untuk mencegah karat dan menjaga supaya tetap tajam. Untuk menghemat, bisa saja gunakan minyak jelantah. Tapi ingat, jangan gunakan minyak jelantah yang bekas goreng ikan. Nanti jika digunakan untuk memotong makanan, makanannya akan bau ikan. Lebih baik memang menggunakan minyak goreng yang baru.
2. Menuang minyak dari refill ke tempat minyak.
Untuk mencegah ada tumpahan. Tempat minyak ditaruh dulu di baskom. Jadi tumpahan minyak akan jatuh di baskom, kemudian baru dituang lagi ke tempat minyak.
*Ini berlaku juga jika ingin menuang cairan lain dari refill misalnya, kecap, obat pel, pelembut pewangi, dll.
3. Memencet pasta gigi.
Pencet pasta gigi dari ekornya baru naik ke atas. Bukan dari ujung. Memang lebih mudah dari tempat yang paling gendut, tapi lebih baik kalau dari bawah ke atas. Ini akan lebih menghemat, karena pasta gigi akan terpakai seluruhnya. Jaman dulu tempat pasta gigi terbuat dari seng sehingga 'ekor' pasta gigi lantas digulung ke atas.
4. Menggunakan sabun mandi.
Sabun mandi yang menipis jangan langsung dibuang begitu saja. Gunakan sabun mandi hingga habis. Caranya: sabun mandi yang tipis ditempelkan ke sabun mandi yang baru. Tarik-tarik pinggir sabun dan beri sedikit air sehingga keduanya bisa menyatu. Nah, sekarang tak ada sabun yang terbuang.
5. Saat air toren penuh.
Ketika mengisi air dengan jet pump, air akan dialirkan dulu ke toren (bak penampungan air). Nah, jika toren sudah penuh, langkah pertama adalah mematikan jet pump. Langkah kedua,
segera nyalakan air keran di kamar mandi untuk mengisi bak. Sehingga air tidak terlalu banyak yang terbuang. Jika bak sudah penuh, ambil inisiatif, dengan menampung air di ember.
6. Mencuci peralatan makan.
Keran bak cuci bisa diatur sedemikian rupa. Tidak perlu setiap kali memutarnya dengan maksimal. Untuk mencuci sendok dan garpu misalnya. Cukup putar secukupnya tidak usah terlalu deras airnya. Ini akan menghemat air yang terbuang.
7. Membersihkan kamar mandi.
Keramik kamar mandi biasanya bergaris-garis secara vertikal dan horisontal. Untuk membersihkannya, sikat seturut arah garisnya. Gunakan beberapa ukuran sikat. Pergunakan lagi sikat gigi yang sudah tidak dipakai untuk membersihkan sudut-sudut keramik.
8. dan masih banyak lagi sebenarnya. tapi ini sudah malam, mata sudah mengantuk. tapi untuk sementara ini dulu. saya akan coba inventarisir banyak hal remeh tapi penting lainnya. nanti saya posting lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar