Kadang saya berpikir apa saja yang dilakukan orang-orang di dalam rumahnya? Pikiran ini sering terbersit kalau saya naik pesawat dan duduk di dekat jendela. Dari atas saya lihat rumah-rumah keliatan kecil. Saya lantas berpikir apa saja kesibukan para penghuninya? Barangkali mereka sedang berpesta, atau nonton teve yang saya lihat sering mendominasi keseharian kegiatan rumah tangga. Sangat jarang saya masuk rumah dan tevenya tidak dinyalakan. Seorang teman cerita kalau teve menyala 24 jam tanpa peduli ada yang nonton atau tidak. Di rumah saya sendiri teve tidak menyala terus-terusan. Seperlunya saja. Anak saya juga sudah bisa memilah sendiri. Kalau film kartun kesukaannya sudah selesai ya sudah, dia lantas matikan teve. Kemarin pas liburan ke rumah neneknya, dia marah-marah karena neneknya nyalakan teve dan lampu tanpa peduli siang malam. "Boros listrik", katanya.
Eh...ngelantur. Kembali ke soal kegiatan rumah tadi, sempat juga terbersit jangan-jangan di dalam rumah itu para penghuninya sedang berantem, atau sedang terjadi pembunuhan? atau ada pemerkosaan? Hiii....pikiran saya suka kemana-mana. Habisnya sekarang ini aneh-aneh aja kejadian kriminal. Di dalam rumah yang bagus dan mewah justru ada pembunuhan. Ada istri yang dibunuh suaminya sendiri terus dikubur di kebun depan rumah. Tadi pagi ada kerangka manusia ditemukan di dalam rumah. Kejadian pembunuhan yang dikubur di dalam rumah ini memang tak cuma sekali. Beberapa kali malah. Dan jadi inspirasi para pembuat film horor.
Saya punya beberapa teman yang orangnya bukan tipe orang rumahan. Bete katanya kalau pas hari Minggu. Si teman ini kerja dari Senin sampai Sabtu. Padahal sekarang kan jamannya Sabtu libur. Rumahnya memang rapi dan perabotnya juga sederhana. Maksud saya ya perabot rumah, meja kursi, televisi, tape, vcd, meja makan, tempat tidur, lemari, peranti dapur. Sudah. Memang serasa di rumah sih. Tapi ya kalau saya disuruh tinggal di rumah itu wah, beneran bete. Bosan barangkali. Makanya kalau hari Minggu dia bukannya di rumah sama anak dan suami tapi tetap aja keluar rumah entah ke rumah saudaranya, atau sekadar jalan-jalan ke mall atau liburan kemana barangkali.
Bagaimana dengan saya? Wah, saya ini sepertinya tipe orang rumahan. Rumah saya berantakan sekali. Buku, film, piranti kerajinan, ada di mana-mana. Dengan komputer dan internet di rumah apalagi. Saya tak perlu kemana-mana bisa ada dimana-mana. Suami juga begitu. Kalau di rumah dia akan betah seharian di depan laptopnya.
Pendek kata, menurut saya di rumah itu buanyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan. Saya bisa masak, berkebun, baca buku, liat film, browsing internet, merajut, kristik, main sama anak, atau ya...tidur. Nah, jadi saya heran kalau ada orang yang bilang di rumah bete dan maunya pergi. Ya..memang sesekali saya merasa jenuh, tapi kalau diprosentase bagian "jenuh di rumah" itu barangkali cuma 10 prosen, selebihnya ya di rumah. Sebenarnya kalau disuruh memilih ya saya lebih senang jadi ibu rumah tangga biasa. Tapi ya karena saya sudah disekolahin dan perlu tambahan pemasukan buat belanja ini itu ya saya terpaksa bekerja juga. Tapi ya..tapi lagi, kalau disuruh di dalam kantor terus nggak mau juga. Kalau kerja cuma di dalam kantor rasanya bosan. Kalau kerja sambil terus memantau kegiatan di luar saya paling suka. Maksudnya saya harus mencari jenis pekerjaan yang mengharuskan saya mengikuti perkembangan dunia luar.
Dulu pas masih jadi jurnalis hampir tiap hari saya keluar kantor. Entah wawancara entah meliput acara. Dalam setahun pernah saya tiga kali keluar negeri. Keluar kota justru agak jarang meski yaa..sesekali dapat tugas. Yang paling sering ya keluar negeri. Asyik sekali masa masa itu. Saya bener-bener dapat banyak pengalaman. Meski sesudahnya ya saya kembali jadi orang rumahan. Hari Minggu lebih sering saya habiskan di kost atau ya ke rumah tante seharian penuh.
Cuma sekarang ini fisik lagi terbatas. Perut melendung gede. Kehamilan yang kedua ini memang bikin capek soalnya dah umur (almost forty, ni...). Rasanya lebih banyak rasa sakitnya. Ada pegel-pegel kaki, ada pegel punggung, ada gusi bengkak, ada kram kaki, ada pusingnya juga. Cape-cape kalau malam. Wuaah...lebih berat dibanding anak pertama dulu. Belum lagi ini janin posisinya miring. Wah, makin deg-degan saya. Takut kalau ntar harus operasi. Maunya sih ngelahirin normal. Sekarang ini saya sedang batasin diri untuk gak berkegiatan yang aneh-aneh. Kalau jalan pun gak seheboh dulu. Pelan-pelan. Naik tangga juga pelan. Jadinya saya perlu waktu lebih lama dari biasanya.
Kegiatan yang paling saya sukai saat ini merajut. Asyik sekali. Duduk, tenang, merajut sambil dengerin musik. Rencananya saya hari ini mau pasang gambar hasil rajutan tapi belum dipindah sih dari kamera. Jadinya lain kali saja. Saya sudah janji sama teman untuk kasih hasil rajutan. Sambil menunggu brojolnya anak, saya rasa ini kegiatan yang pas. Saya sudah siapkan benang banyak, beli buku-buku merajut, download pola gratisan dari internet. Semuanya buat persiapan cuti nanti. Rencananya sih saya akan cuti akhir bulan ini. Dua minggu kemudian kan saatnya kandungan saya masak. Hari-hari berikutnya akan saya habiskan di rumah. Merasakan lagi nikmatnya jadi seorang ibu yang harus merawat bayi. I just can't wait!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar