Minggu, 13 Juli 2008

Rumah Tata


Ini rumahku. Mungil. Wong cuman tipe 36. Pembagian ruangnya pun sangat sederhana. Secara garis besar dibagi empat. Ruang depan, kamar samping, kamar belakang, dan dapur merangkap ruang makan. O ya, yang keliatan di gambar ini kebun mini, carport, sama teras kecil dengan kursi goyang favoritku.

Blog ini isinya tentang hal yang remeh temeh seputar kehidupan aku. Aku mencoba tidak akan mencantumkan hal-hal yang terlalu serius ato akademis. Namanya juga kehidupan di rumah, aku coba bikin di rumah senyaman mungkin.

Kehidupan di rumah itu ya...begitu. Life is too short to worry, kata lagu jazz jadul tahun 80-an. Jadi harus diisi dengan senyum dan canda aja. Biarpun lagi ditimpa musibah pun menurutku ya dalam hati harus terus dipaksa nyaman. Tertawakan aja diri sendiri - menurutku itu perlu karena dengan begitu kita bisa evaluasi. Menertawakan diri itu tahap awal buat memperbaiki kesalahan. Lha kalau kita gak mampu memandang diri sendiri lantas bagaimana mau membuatnya jadi lebih baik? Mosok bisanya cuma liat orang lain aja. Ujung-ujungnya kita bakalan jadi orang yang sok baik ato ya jadinya iri. Selalu banding-bandingin kehidupan orang yang dirasa selalu lebih baik dari kita. Ujungnya lagi, kita gak akan pernah bisa bersyukur. Wah...Tuhan pasti marah besar itu. Wong, udah dikasih kehidupan aja udah untung kok. Ini malah macem-macem.

Bersyukur itu sederhana dan gampang lo dilakuin sebenarnya. Menurut artikel di majalah Pesona setiap hari kita harus mengucap syukur - dari bangun pagi sampai tidur malam. Ada banyak lo cerita orang yang tidur malam lantas paginya gak bangun lagi alias ya sudah meninggal. Setiap bangun pagi aku selalu dipaksa untuk berdoa. Lo, siapa yang maksa? Ya..badanku sendiri. Agak norak juga sih. Aku ini secara genetik tekanan darah rendah. Jadinya kalo bangun tidur gak bisa langsung bangun. Bisa-bisa pingsan karena aliran darah belum normal. Naah, setiap bangun tidur aku harus duduk dulu agak lama baru bangun dan jalan. Nah lagi, daripada cuma duduk bengong akhirnya aku pikir baiknya doa pagi aja. Toh, baik adanya, iya kan? Menyambut hari, mensyukuri awal kehidupan, dan memohon berkat bagi seluruh keluarga untuk beraktivitas.

Begitulah. Posting awal ini jadi pembuka buat posting-posting berikutnya. Di awal aku pikir isinya akan berkisar soal penantian kelahiran anakku yang kedua. Sekarang sudah jalan 35 minggu. Sekitar satu bulan lagi dia bakal lahir. Dan rumahku yang mungil itu bakal kelihatan makin mungil dan sempit. Penambahan anggota baru ini aku yakin bagian dari rencana Tuhan buat keluargaku. Tak ada yang harus disesali. Bersyukur dan berterima kasih karena dapat kepercayaan lagi buat merawat anak manusia. Apalagi menurut dokter, anakku ini nantinya perempuan. Suamiku senang bukan main. Ini memang keinginannya dari dulu untuk punya anak perempuan, sementara anak pertamaku laki-laki. Kami sungguh bersyukur dapat anugerah yang luar biasa ini. Aku yakin rumahku akan dipenuhi dengan keramaian canda tawa dari para penghuninya.

Tidak ada komentar: