Selasa, 19 Juni 2007

hidup sederhana

19 Juni 2007

Ada situs menarik di internet. Namanya New American Dream. Ini gerakan moral; ajakan agar masyarakat memiliki gaya hidup sederhana, tidak konsumtif serta menjaga kelestarian alam. Misinya: membantu masyarakat Amerika agar bertanggung jawab dalam melakukan konsumsi secara bertanggung jawab demi melindungi lingkungan, meningkatkan kualitas hidup, dan mempromosikan keadilan sosial.

Gerakan ini memang ditujukan bagi masyarakat Amrik - sesuai dengan namanya. Mereka memimpikan masyarakat Amerika yang bergaya hidup sederhana dan tidak materialistik. Gerakan ini berasumsi bahwa apapun yang kita lakukan memiliki dampak. Tugas kita adalah mengakali agar dampak tersebut selalu positif. Tiga motto yang mereka promosikan adalah:

1. Living consciously; means getting more of what really matters in life, being aware of what’s going on around you, finding balance, and having a little fun while you’re at it;

2. Buying wisely; means becoming a positive force in the marketplace, using your purchasing power to support business practices that are safer for the environment and better for people;

3. Making a difference; is all about making sure your citizen voices are heard, being active in your community and letting policymakers know where YOU stand.

Bukannya saya mau mempromosikan mereka, tapi memang ide dan konsep mereka menarik dan perlu untuk kita simak. Bahkan saya berpikir untuk membuat gerakan serupa di Indonesia.

Sebagai seorang ibu saya mulai cemas dengan apa yang ditawarkan pasar kepada anak saya, juga mulai mencemaskan pada bagaimana pasar dan gaya hidup masyarakat masa kini mempengaruhi anak saya.

Coba saja kita perhatikan ada berapa iklan dalam jeda sebuah acara anak di televisi. Iklan-iklan itu digarap dengan profesional dan memang membuat produk yang ditawarkan menjadi menarik dan sangat menggoda. Seringkali anak saya kemudian berkata, "Ibu beli yang itu, dong".

Saya sering merasa kesulitan juga untuk menjelaskan pada anak saya ketika teman-teman anak saya datang ke rumah hanya untuk pamer barang yang baru. Budaya pamer ini benar-benar memuakkan. Saya sendiri heran, apa orang tuanya nggak memberi nasihat? Atau justru orang tuanya yang bangga karena mampu membelikan barang istimewa buat anaknya? Saya terus terang tidak suka lagu anak-anak yang isinya soal pamer sepatu baru atau baju baru atau sepeda baru ke teman-temannya. Lagu itu tidak mendidik menurut saya, meskipun lagu itu ciptaan ibu Sud atau pak AT Mahmud (yang mana saya lupa). Mohon maaf. Bayangkan saja, ketika saya sedang tidak punya uang kemudian teman anak saya datang dan pamer barang baru, selanjutnya anak saya masuk dan minta dibelikan barang yang sama. Aduh, jengkel sekali saya. Ya jengkel sama teman anak saya, ya sama orang tuanya. Juga soal barang-barang di rumah, anak saya beberapa kali minta dibelikan tv yang besar dan mobil.

Gerakan hidup sederhana ini sungguh patut kita tiru. Saya punya cita-cita untuk membangun gerakan serupa di Indonesia.

Tidak ada komentar: